Refleksi Analytics Tahun 2019

Post ini adalah nomor 28 dari 30 dalam serial Tips Blogging

Tahun 2019 adalah tahun pertama men-swasta-kan domain dan hosting. Tadinya masih negeri; alias menumpang ‘host’ di server gratis milik WordPress. Setelah setahun ini, ada sedikit angka, data, dan statistik lain yang bisa direfleksikan barang sejenak. Kita mulai ya.

Baca Juga: Site Analytics

Sepanjang tahun 2019 ada 44 post. Meningkat 7 post saja (19%, lumayan) dari tahun sebelumnya. Namun average words per post-nya menurun dari 927 ke 711 kata. Turun sebesar 23%. Signifikan juga ya. Namun, tidak terlalu masalah. target saya kalau menulis adalah minimal 800 kata. Saya bukan tipe yang mentarget minimal 1500 atau 2500 kata. Masih termaafkan lha ya kalau sekitar 700-an saja. 

Pernah rasanya saya share di suatu tempat di blog ini bahwa 300 kata, meski sudah layak secara SEO, namun terlampau pendek untuk menyajikan cerita. Di sisi lain, 2500 kata sudah oke banget untuk SEO. Tapi lebih baik dibelah saja untuk artikel di pekan berikutnya; ini menurut saya lho ya. 

Tahun 2019 itu ada 7,453 page views dari 4,677 visitors. Artinya, satu visitor melakukan 1,59 page views. Artinya tiap pengunjung rerata hanya melihat 1-2 post. Sumber traffic terbanyak dari search engine, yaitu sebesar 3,707 pageviews. Sementara yang datang dari facebook dan Instagram sebesar 195 dan 128 page views. Dapat disimpulkan, lebih banyak dari mesin pencari daripada followers-nya social media saya. Sepintas tadi menengok setting page, tampaknya ada error di social share-nya –share via facebook & linkedin. 

Dari list yang sudah menyetor tulisan di komunitas 1m1c, hanya ada 41 page views. Lumayan juga, karena keanggotaannya hanya sekitar 100 members. Dari komunitas yang sama –tetapi sumber link berbeda– ada 3 (tiga) tulisan saya yang sempat di-klik dari sana:

Di antara 10 tulisan dengan page view terbanyak, hanya ada dua yang ditulis di tahun 2019. Yaitu: Review Buku Filosofi Teras (441 views) dan Menyelami Filosofi Rumah Panggung Suku Bugis (120 views).

Tiga-puluh-tujuh (37) post di tahun 2018 sebenarnya copy paste dari blog saya yang lama: http://ikhwanalim.wordpress.com. Seingat saya, tidak banyak yang saya tuliskan di tahun tersebut. Sebab lebih sibuk migrasi konten daripada menulis baru. Alhamdulillah di tahun 2019 cukup banyak tulisan yang benar-benar baru. Bahkan, ada kategori personal journal dan blogging yang cukup banyak saya tulis. Selain itu, ada sedikit dari kategori marriage/parenting/fathering.

Khittah-nya blog ini seharusnya membahas topik sales/marketing. Eh tapi kategorinya malah ke mana-mana, yah. Dilema ini sudah bertahun-tahun saya rasakan — selama 12 tahun nge-blog. Ragu untuk memilih fokus menulis ide yang muncul di pikiran, atau mau fokus di kategori tertentu yang kita kehendaki sebagai positioning/niche-nya kita.

At the end, I took my decision to not overthinking the branding part. Jadi, saya tuliskan saja pengalaman, pikiran dan gagasan yang ingin saya bagikan. Tanpa harus feeling guilty karena si blog ini entah mau dibawa ke mana (if you sing, then you lose). Hehehe.

Tahun 2019 tampak belum ada postingan juara yang view-nya tinggi. Karena yang tinggi berasal dari tahun sebelumnya: Posisi Kerja di Dealer Mobil. Post ini view-nya tinggi karena post sejenis sedikit sekali di jagat internet. Sementara di Indonesia, konsumen kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor tinggi sekali. Tidak heran lowongan kerjanya pun cukup melimpah, sehingga pertanyaan seputar posisi-posisi pekerjaan di dealer juga banyak:

  • jabatan di dealer mobil 
  • jabatan-jabatan kerja di diler mobil 
  • cara kerja dealer kendaraan
  • tugas marketing di dealer mobil honda 

Rencana 2020

Bagaimana dengan tahun 2020? Rencana saya adalah berusaha seproduktif mungkin dalam nge-blog. Kalau satu tahun ada 52 minggu, maka idealnya ada 52 post kali ya. Tahun 2019 sudah terwujud 85%-nya.

Mau produktif menulis topik/kategori apa? Seperti saya ceritakan tentang dilema di atas, maka topiknya akan bebas. Sebagai ortu, mungkin postingan seputar topik parenting akan hadir pula. Mengingat, yang bersangkutan mulai sekolah di tahun ini. Tentang strategic marketing, mungkin topik seputar milennial dan leisure bisa dieksplorasi lebih mendalam. Personal journal jangan ditanyakan lha, ya. Itu topik paling tidak terencana, tapi paling sering ditulis karena experience dan personal story-nya.

Itu sedikit refleksi dari saya seputar hikmah-hikmah yang bisa diambil dari analytic machine di situs blog ini. Bagaimana dengan refleksi dan rencana blogging kamu? Saya tunggu pendapatmu di kolom komentar, ya 🙂

Series Navigation<< Kaleidoskop Writing dan Site Analytics Saya di Tahun 2023Mengapa Tagline Blog Ini Berubah (Lagi)? >>

4 Comments

    • Iya, di Google Analytics juga bisa. Tapi yang barusan dari analytics internal-nya WP. Saya lagi ga bisa akses dari pintu depan (yg ada GA-nya). Jadi insight-nya dari yang seadanya analytic dulu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *