- Mengingat Kembali Eksperimen Menulis Buku dari Blog
- Orphaned Content dalam WordPress
- Kaleidoskop Writing Gue di 2022
- Tiga Jenis Artikel yang Harus Ada di Blog Kamu
- Finding Your Writing Voice
- Tips Mengembangkan Fashion Blog Seperti Sonia Eryka, Olivia Lazuardy, dan Diana Rikasari
- Dua Tipe Penulis. Kamu Tipe yang Mana?
- Cara Menjadi Blogger Profesional dan Menjadi Bos Diri Sendiri
- Effective Proofreading
- Tulis Judul atau Konten Duluan?
- How to Treat Writer’s Block
- Apa Saja Pertanyaan Tentang Blog yang Sering Ditanyakan?
- Mengapa Bergabung ke Blogger Community
- 6 cara konsisten nge-blog
- Tips Melakukan Update Artikel Lama Berdasar Google Search Console
Kayaknya kedengaran keren ya kalau jadi professional blogger. Sudah keren, dibayar pula. Namun, menjadi blogger profesional itu tidak gampang dan tidak akan pernah mudah.
Alasan pertama adalah, mendapatkan uang dari blog tidak semudah dulu lagi. Sebabnya adalah kompetisi semakin ketat. Konten berwujud blog tidak lagi menjadi satu-satunya konten. Social media selain blog seperti Twitter, Facebook, Instagram (IG), dll justru menggerogoti pangsa pasar pembaca blog.
Contohnya sebagai berikut. Di waktu yang bersamaan sekarang ini, sedang ada gerakan #30haribercerita di IG. Mirip nge-blog, tapi di caption IG. Dari judul, jelas setidaknya satu cerita per hari selama 30 hari. Dan gerakan ini begitu diterima oleh netizen. Konon, ada enam ribuan tagar #30haribercerita masuk setiap harinya. Bisa dikatakan sebagai blog tetapi di platform IG. Ini “penggerogotan” dari sisi pembuat konten.
Dari sisi pembayar konten, mereka lebih memilih untuk mendistribusikan anggarannya ke beberapa tipe social media. Sekian untuk blog, berapa untuk IG, sejumlah uang untuk facebook, dan seterusnya. Sebab masing-masing social media punya pengguna setia.
Balik lagi ke topik professional blogger.
Saya lihat sih, kebanyakan teman-teman blogger mengambil segmen dari 3F-nya dulu, yaitu friends/fans/followers dari akun social media. As u may already know, caranya adalah dengan membagikan link artikel blog (terutama yang baru saja dirilis) ke berbagai jenis sosial media yang dimiliki. Seiring waktu dan konsistensi nge-blog, lingkaran 3F kita akan semakin membesar. Kita bisa memulai profesi blogger dengan cara ini.
Dan ini sama seperti pekerjaan pada umumnya: harus ditekuni dengan serius, supaya menghasilkan dan makin terpercaya (trusted).
Berikut ini beberapa hal yang saya kira, perlu diperhatikan supaya blog kita bisa menghasilkan income terus-menerus.
Daftar Isi
Niche Content
Namun, professional blogger berbeda. Harus menunjukkan area of expertise-nya. Kalau sudah memulai dengan 3F, berarti harus mulai fokus dengan konten di niche-niche tertentu. Namanya juga professional. Berasal dari bahasa latin, yaitu proficio. Yang artinya, kira-kira adalah to make/to advance. Kita kan gak bisa jadi advanced di semua topik blog. Jadi harus memilih niche konten kita sendiri.
Dua niche content dengan penghasilan paling lumayan, setahu saya adalah food blogging dan travel blogging.
Bagaimana dengan penempatan konten; di mana konten tersebut dipasang? Placement tidak harus di blog sendiri ya. Blog sendiri itu jadi etalase (showcase) saja. Proyeknya bisa dari mana saja. Baik perorangan, institusi non-profit, atau korporat. Placement kontennya tidak harus di web institusinya, bisa saja ada media lain. Saya sendiri berperan sebagai content manager untuk satu institusi non-profit dan satu produk elektronik untuk pendidikan.
BACA JUGA: Tagline Blog.
Mempromosikan Konten
Menulis konten sesuai niche yang dipilih saja tidak cukup. Professional blogger harus smart dalam memasarkan kontennya. Alias promosi. Mindset yang seringkali salah adalah melakukan promosi hanya sekali di awal rilis konten. Cara paling sederhana ya share di social media masing-masing. Namun demikian, promosi konten sebaiknya dilakukan beberapa kali untuk sebuah konten. Tidak ada salahnya memasang iklan (facebook ads, google adwords) bagi si konten agar terekspos ke pembaca yang lebih banyak.
Ikut Community
Bangun kehadiran anda secara online. Karena kita pembuat konten ini tidak hidup dalam ruang hampa. Alias ruang angkasa galaksi lain seperti Bekasi. Apa sih. Gagasan itu sudah seharusnya dinamis dan berinteraksi dengan ide-ide dari orang lain. Meminjam kata Dewi ‘Dee’ Lestari, “Hakikat sebuah gagasan adalah hidup di alam bebas” atau quote lain, “Tulisan yang sempurna adalah tulisan yang tidak dipublikasikan”. Mungkin tidak sama persis, tapi intinya gagasan itu ditumbuh-kembangkan via komunitas.
Semakin intens kita menghadirkan diri, berarti semakin kuat pula personal branding yang kita bangun di sana.
Kalau niche content kita itu serieus banget nget semisal soal pekerjaan kantor, cocok tuh kalo ikut community di LinkedIn. Saya sendiri masih ngulik ya, bagaimana supaya bisa sukses di sana. Tapi saya yakin pasti ada caranya.
Cari Proyek
Tidak sepanjang waktu proyek berjalan terus. Adakalanya klien sedang sepi, sehingga kita harus mencari proyek yang baru. Bisa menghubungi atau menemui klien lama, atau bertanya-tanya di network yang sudah terjalin (ini pentingnya ikut komunitas!). Di sinilah pentingnya belajar menulis proposal dan menjual/menawarkan pekerjaan.
Tunjukkan Nilai Tambah
Professional blogger harus membuat konten yang bermanfaat tapi tidak usang bagi pembacanya. Di samping itu, dia harus terlihat atau dikenal berwawasan di topik tersebut. Demonstrasikan bahwa dengan merekrut anda, atau memberikan anda sebuah proyek lepas (dahulu), maka anda akan memberikan nilai tambah pada keseluruhan pekerjaan klien.
Be Professional.
Jadi profesional (saja). Buktikan dengan memiliki kualitas (berupa nilai tambah untuk klien) dan tepat memenuhi tenggat waktu. Manajemen pekerjaan/proyek dan waktu. Latihan dan berkarya terus untuk melatih kualitas pekerjaan kita. Salah satu ukuran penulis profesional juga bisa dilihat dari penggunaan tanda baca. Apakah dia teliti terhadap penggunaan tanda baca seperti titik, koma, titik koma, garis miring, dan lain sebagainya.
Konklusinya adalah professional blogger itu berat jadi biar aku saja. Tapi kalau personal brand dan niche content-nya sudah dapat, maka semua upaya, latihan, uang dan waktu yang dilakukan akan terbayar lunas.
Jadi profesional dibidang apapun harus konsisten. Awalnya susah, sesusah ngulik2 dan ngerapihin blog, tp klo udah ketemu celah pasti enak banget tinggal “konsisten” aja.
Yang nulis ini masih ditahap bersusah payah, one day mudah-mudahan ketemu celahnya sendiri…
aamiin… kalo udah suka nge-blog (atau apapun) diteruskan aja ya. Sambil dikulik dikit-dikit. In shaa Allah akan ketemu jalannya.
wah, ternyata gak semudah itu ya jadi profesional blogger. gak hanya sekedar merubah blog jadi TLD terus sempurnain konten, itupun masih harus tambal sana dan sini. makasih kang sharingnya.
terima kasih kembali, teh. habisnya blogger tuh kan gada standard-nya ya. gada sertifikasinya jg. jadi gimana masing-masing wae hayang nge-blog-na…
jadi blogger udah… tapi saya sendiri masih susah dapat earningnya …
Dunia blogger sepertinya sudah mulai tersisih ya, karena minat baca masyarakat saat ini sepertinya menurun, dan cenderung lebih suka youtube atau media sosial.
[…] menjadi blogger professional, ada cara lain lho untuk mengembangkan blog kamu. Kalau yang saya ulas sebelumnya berfokus ke niche […]
[…] Professional Blogger […]
Asik nih udah punya domain sendiri skrg ngmgnya ttg Blogger profesional, buat aku yg blm profesional tulisan ini membantu nih.