Dua Tipe Penulis. Kamu Tipe yang Mana?

Post ini adalah nomor 7 dari 29 dalam serial Tips Blogging

Bagi kamu yang ingin berprofesi sebagai penulis, salah satu fase yang akan dilalui adalah bertanya-tanya ke diri sendiri, tentang pola, cara, metode yang paling tepat dalam menulis.

Secara umum, saya melihat penulis itu ada dua tipe. Tidak ada benar atau salah di antara keduanya. Hanya cocok-cocokan saja dengan penulis itu sendiri. Setidaknya, dengan mengenali kita termasuk kelompok yang mana, maka harapan saya kita bisa menjadi lebih produktif.

Pertama, tipe yang sistematis. Tipe ini start-nya adalah kerangka buku (outline). Atau, bisa juga kita sebut ‘daftar isi’. Karena orangnya sistematis, tipe ini membutuhkan sesuatu yang berperan sebagai navigator. Di sanalah outline berkontribusi dalam memberikan petunjuk arah ke mana penulis harus bergerak menyusun konten demi konten.

Karena pola menulisnya sedemikian rapi, begitu pula dengan ‘manajemen proyek’-nya. Tipe penulis pertama ini wajib diberikan target waktu (dateline) kapan naskah harus selesai ditulis sebelum serahkan kepada penerbit.

Kedua, tipe yang ‘acak’ atau ‘random‘. Namanya juga random, jadi penulis tipe ini berangkat dari isi tulisan yang mana saja dan selanjutnya bisa bergerak acak ke mana saja.

Kelebihan (sekaligus kekurangan) dari tipe penulis ini adalah mereka harus menuangkan ide ke dalam tulisan kapan saja begitu ide tersebut datang. Ke-acak-an tersebut tidak hanya soal timing penulisan, tetapi juga medium penulisannya. Salah satu penulis yang saya kenal, mencorat-coret gagasannya lewat aplikasi speech-to-text dulu baru kemudian dirapikan supaya lebih enak dibaca. Bahkan, ada juga yang mewajibkan dirinya menulis di atas kertas dulu, lalu dipindahkan ke komputer.

Klasifikasi menjadi dua tipe penulis yang sudah disebut di atas, sesungguhnya merupakan pemodelan saja. Saya yakin, tidak ada penulis ‘sistematis’ yang tidak acak sama sekali. Karena keteracakan adalah wajah lain dari kreatifitas. Demikian pula, penulis yang ‘acak’ pun pada akhirnya harus merevisi tulisannya agar sistematis dan enak dibaca.

Series Navigation<< Tips Mengembangkan Fashion Blog Seperti Sonia Eryka, Olivia Lazuardy, dan Diana RikasariEffective Proofreading >>

One comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.