Cara Membaca Analytic Blog

Hasil mengobservasi rekan-rekan blogger, dikombinasikan dengan memahami parameter yang diberikan oleh Google Analytics, dan sedikit refleksi diri.
Post ini adalah nomor 22 dari 29 dalam serial Tips Blogging

Beberapa waktu lalu, saya bertanya-tanya (wondering) soal parameter apa ya (blog analytics) yang cocok untuk kita pakai dalam nge-blog.

Nge-blog itu kan hobi ya. Apa iya yang namanya hobi perlu diukur? Pikiran ini pernah saya tuangkan di Betapa tidak pentingnya nge-blog itu ya, gaez. Ada beberapa pros and cons di sana.

Sebagai awal mula pembahasan, mari lihat grafik di bawah ini yang berasal dari SEMrush.com mengenai faktor-faktor apa saja yang paling penting dalam Search Engine Result Page (SERP). Simak urut-urutannya.

blog analytics
https://neilpatel.com/blog/bounce-rate-analytics/

Domain Authority (DA)

Tidak ada DA dalam daftar di atas.

Akan tetapi, teman-teman blogger di komunitas, paling hobi mengukur pakai DA/PA. Somehow, saya kurang berminat memakai parameter tersebut. Kenyataannya, angka-angka tersebut lebih banyak diacu oleh blogger yang menjual sponsored content atau placement content. Ya karena para pemberi sponsor juga sudah jamak menggunakan DA/PA.

Kalau kita mengacu ke referensi Niagahoster, dapat disimpulkan bahwa DA/PA adalah parameter yang mendeskripsikan seberapa searchengine-friendly si website tersebut. Skalanya 1-100; makin dekat 100 maka makin ramah ke google.com. Begitulah menurut si pengembang DA/PA, yaitu Moz.com.

Kira-kira kenapa Moz ini mengembangkan mesin digital tersebut? Tentu karena mereka menjual jasa yang terkait dengan parameter itu sendiri. Hehehe. Yaitu, jasa konsultasi supaya lebih terlihat (visible) di mata mesin pencari sehingga traffic dan ranking si website tersebut bisa naik.

Oke, selain Moz dengan DA/PA, ada siapa lagi? Ada Domain Rank dari ahrefs, CitationFlow dan TrustFlow. Demikian kata Moz selaku market leader di industri website analytic ini.

Bounce Rate

Untuk web secara umum, saya lihat banyak juga yang mengacu ke bounce rate. Yang mengukur bounce rate adalah Google Analytic. Kalau begitu, kita pakai definisi GA donk…

A website’s bounce rate is calculated by dividing the number of single-page sessions by the number of total sessions on the site.

https://www.hotjar.com/google-analytics/glossary/bounces/

Berarti, bounce rate adalah skor perbandingan antara jumlah pengunjung (visitor) yang langsung ‘cabut’ (alias satu page saja dalam satu session) dibandingkan dengan jumlah visitor yang melakukan kunjungan ke beberapa page dalam satu session.

Berapa bounce rate yang baik? Dari riset saya, tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua. Bergantung jenis web Anda. Ini satu yang bisa dijadikan acuan (dari gorocketfuel.com):

  • Bounce rates from 25% to 30% are most likely as low as you’ll see them with everything working correctly
  • The bounce rate for the average website is more likely to dance to the tune of 40 to 55 per cent.
  • Even a bounce rate of over 60% might not be bad. It all depends on the website, which is why it is important to set your own baseline.
  • A bounce rate below 20% or over 90% is usually a bad sign.

Time on site

Anything under 20 seconds is a major red flag, as that’s barely enough time for a visitor to look at the page, much less read its content. 40-50 seconds is a great start, as it means you have their attention. In general, anything over 2 minutes is the accepted standard for websites.

https://rankmonsters.org/website-analytics-benchmarks/

Page per session

Satu session itu satu kali kedatangan ke suatu website. Pengguna yang sama, datang dua kali ke suatu website, akan dihitung dua kali session. Jadi, page per session adalah angka rata-rata dari jumlah page yang dikunjungi di setiap session-nya.

The unofficial industry standard is 2 pages per session.

https://www.spinutech.com/digital-marketing/analytics/analysis/7-website-analytics-that-matter-most/

Lebih banyak halaman per sesi menunjukkan bahwa pengguna Anda sangat terlibat dan ingin menjelajahi lebih banyak situs Anda.

Di sinilah pentingnya memberikan beberapa internal link dalam 2 bentuk: SEO internal link dan plugin Inline Related Posts.


Jadi, apa kesimpulannya? Apa blog analytics yang paling pas dipakai? Tergantung tujuan blognya.

  • Kalau tujuannya cari sponsor, menaikkan DA/PA adalah segalanya. Sudah jadi acuan industri, baik pemain maupun sponsor.
  • Kalau ingin jadi blogger biasa saja, atau menjadi penulis yang lebih baik, saya kira adalah Page/Session dan Session Duration.
Catatan: Di “one year”, Bounce Rate-nya sebesar 62.72%.
Series Navigation<< How I’ve Learned to be a Better WriterKeresahan Seorang Blogger >>

6 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    • 1. Ilmu SEO mah utk lebih banyak nongol di halaman pertama pencarian.. Berhubung sy pake WP, jadi sangat mengandalkan plugin Yoast, deh..
      2. Supaya pengunjung betah, kuatin di ide ma eksekusi tulisan kali ya. Kan jadi lebih personal tuh ceritanya. Gambar ma white space juga ngaruh, siy. Dari sisi teknikal, perbanyak link ke internal aja. Bisa link ke categories, atau artikel lain yg masih terkait. Karna sy pake WP, jadi sy perbanyak juga dengan plugin Inline Related Posts.