Akan datang saat di mana media massa tidak lagi dikonsumsi sebagai sumber berita yang paling dominan. Saat di mana surat kabar mengalami penurunan jumlah cetak produksi per harinya. Saat di mana berita televisi mengalami penurunan jumlah penontonnya. Saat di mana berita radio dan sumber berita yang lain mengalami penurunan jumlah konsumennya.
Karena sumber berita dan media itu semakin banyak, dan siapa saja bisa mengakses informasi (khususnya yang melalui internet). Media massa tidak akan hilang sama sekali, tetapi berita di media massa menjadi konten conversation di social media. Dan berita baru di social media bisa saja ikut di-publish oleh media massa karena popularitasnya. Di-retweet, di-share, hingga re-blog oleh banyak pengguna social media.
Akan datang saat di mana profesi wartawan tidak lagi dihargai seperti sekarang. Saat di mana profesi wartawan menemukan titik lemahnya. Titik lemah profesi wartawan yang tanpa kompetensi jelas di satu bidang tertentu, yang menulis berita tanpa dilatarbelakangi satu disiplin ilmu tertentu. Menuliskan berita secara umum saja, tidak mendetail hingga tataran filosofis.
Di era internet seperti sekarang, kecepatan pemberitaan semakin dituntut. Persoalan hadir manakala kecepatan pemberitaan berakibat pada kesalahan pemberitaan. Sebabnya adalah minimnya verifikasi terhadap informasi yang dituangkan sebagai berita. Wartawan sebagai pencari dan penulis berita terdesak waktu sehingga gagal menghasilkan berita yang benar, detil, dan mendalam.
Jurnalisme 2.0 adalah ketika aktivitas-aktivitas jurnalis dapat dilakukan dalam bentuk 2.0, atau melalui internet. Antarmuka (interface) web yang kini memungkinkan pengguna internet merilis konten jurnalisme dalam bentuk video, gambar atau tulisan. Anggota masyarakat yang semakin pintar tentu ingin menuangkan gagasan-gagasannya dalam ketiga bentuk konten di atas, ke dunia maya. Dan ini melahirkan para profesional dengan jenis aktivitas yang baru: aktivitas jurnalisme 2.0
Passion terhadap profesi yang ditekuni adalah satu dari sekian banyak alasan yang paling banyak dikemukakan oleh mereka, ketika kita menanyakan hal ini. Rasa cinta terhadap pekerjaan yang ditekuni mendorong mereka untuk berbagi. Forum/event rutin mungkin tidak selalu ada. Sebab itu mereka memaksimalkan media yang ada. Bisa lewat blog seperti wordpress atau blogspot. Atau situs microblogging seperti twitter, atau bisa hanya lewat notes facebook.
Yang hadir sekarang adalah para profesional di bidang masing-masing yang mengeksplorasi bidang pengetahuan yang dikuasainya untuk :
- Menganalisis permasalahan yang ditemui di sekitarnya,
- Memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi, ataupun hanya sekedar
- Memberikan komentar sesuai dengan latar belakang pengetahuannya.
Knowledge Worker. Saat ini adalah era dimana pekerja pengetahuan sangat diandalkan di bidangnya masing-masing. Mereka menjadi pencari berita dan penulis berita itu sendiri. Khususnya di bidang yang mereka tekuni. Media yang mereka gunakan adalah blog internet. Blog mereka dikunjungi banyak orang yang ingin mengetahui secara mendalam tentang bidang yang mereka kuasai. Mereka disebut Professional Blogger.
Personal Branding. Di samping memberi dan berbagi mengenai passion sekaligus karir/profesi, mereka juga membangun personal branding di ranah maya. Sebagaimana kita tahu, penetrasi internet yang semakin tinggi menjadikan dunia maya sebagai “dunia nyata” juga sebagaimana yang dunia yang sudah ada. Maya dan nyata semakin tidak ada bedanya dan eksistensi pribadi di dua dunia tersebut semakin penting. Lewat eksistensi di dunia maya, maka personal brand juga ikut terangkat.
Berikut adalah dua contoh fenomenal yang mungkin menginspirasi kita semua. Romi Satria Wahono adalah profesional di bidang komputer dan informatika. Situs pribadinya, http://www.romisatriawahono.net, berisi wawasannya tentang berbagai hal di dunia komputer dan informatika : internet business, knowledge management, opensource, dll. Triharyo “Hengky” Susilo adalah profesional di bidang rancang pabrik industri kimia. Kebetulan beliau juga CEO PT. Rekayasa Industri. Tulisan-tulisannya dapat dibaca di http://www.triharyo.com
Apa pendapatmu tentang bekerja sebagai professional blogger? Berikan pendapatmu di kolom komentar, ya 😊
Baca Juga: Cara Menjadi Fashion Blogger.
[…] Dengan kata lain, domain juga untuk branding kita. Punya (dan memelihara) domain adalah bagian dari personal branding ya, […]