Downtime adalah waktu di mana suatu sistem atau layanan tidak berfungsi atau tidak bisa diakses. Ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perawatan sistem, kerusakan perangkat keras, gangguan jaringan, atau pembaruan perangkat lunak. Pastinya, downtime menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna serta dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi organisasi yang mengoperasikannya. Downtime ini berseberangan/berlawanan dengan uptime.
Jika layanan digital berupaya untuk 100% uptime (seperti facebook maupun layanan global lainya), maka konteks digital downtime dalam 9 element digital citizenship adalah supaya kita mengurangi uptime kita supaya kita bisa secara fisik engaged dan terkoneksi dengan lingkungan.
Sebuah Kampanye
In short, digital downtime ini mengacu pada kebijakan atau kampanye yang mendorong orang untuk mengurangi penggunaan teknologi dan internet. Maksudnya adalah agar orang dapat lebih fokus dalam berinteraksi dengan orang lain secara langsung dan menghabiskan waktu untuk kegiatan luring.
Ketika kita terlalu terikat pada teknologi, kita sering kali melupakan pentingnya kehidupan nyata. Sulitnya berhenti scrolling layar dan menyentuh dunia luring, memengaruhi kemampuan kita untuk berinteraksi dengan orang lain. Lebih lanjut, bahkan bisa merusak hubungan kita dengan keluarga dan teman.
Oleh karena itu, digital downtime sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan antara kehidupan online dan offline. Ini bisa berupa mematikan ponsel saat makan malam bersama keluarga, mengambil waktu untuk berolahraga atau bersantai tanpa gangguan teknologi, atau bahkan bersosialisasi dengan teman-teman. Pokoknya tanpa interupsi digital.
No wonder kan ada yang disebut “puasa/detoks socmed” demi mengurangi tersebarnya racun-racun socmed tersebut ke dunia fisik atau luring kita.
Kampanye digital downtime terus berkembang dan banyak organisasi yang telah mengadopsinya. Beberapa perusahaan bahkan mendorong karyawan mereka untuk mengambil cuti digital, sehingga mereka dapat fokus pada kegiatan luar jaringan dan meningkatkan produktivitas mereka.
Thejoint.com bahkan menjelaskan bahwa terlalu banyak uptime akan menurunkan kualitas tidur kita.
Duduk Terlalu Lama
Bayangkan apabila kita terus-menerus duduk demi mengerjakan pekerjaan kita yang terkoneksi dengan dunia internet yang notabene uptime 24 jam seminggu. Terlalu banyak duduk dapat mengakibatkan berbagai gangguan fisik, di antaranya:
- Sakit punggung: ketegangan pada otot punggung dan tulang belakang, yang dapat menyebabkan sakit punggung.
- Gangguan postur tubuh: postur yang keliru ketika duduk terlalu lama dapat menyebabkan gangguan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti nyeri leher dan bahu.
- Penurunan kesehatan jantung: kurangnya aktifitas fisik yang dapat memperkuat otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi darah dapat pula menyebabkan bengkak pada kaki dan varises.
- Penurunan kesehatan mental: Terlalu banyak duduk juga dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti peningkatan risiko depresi dan kecemasan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan pola duduk yang baik dan melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk menghindari dampak negatif dari terlalu banyak duduk.
Selain itu, digital downtime juga membantu mengurangi stres yang disebabkan oleh paparan teknologi yang berlebihan. Terlalu banyak informasi digital dapat menjadi terlalu banyak untuk ditangani oleh pikirain kita sehingga dapat memengaruhi kesehatan mental kita. Dengan mengambil waktu untuk menyendiri (me-time) dan membatasi paparan teknologi, kita dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan kita.
Secara keseluruhan, dengan mengambil waktu untuk menjauh dari teknologi, kita melakukan digital downtime yang berarti penting bagi kesehatan mental dan fisik kita, serta keseimbangan kehidupan online dan offline.