In-Depth Interview 101

Tatkala mencari tips mewawancara narasumber rupanya masih sedikit ya di internet. Ada teori jurnalistik juga. Namun didominasi oleh tips wawancara kerja. Sebab itu, saya menuangkan temuan dan pikiran saya dalam tulisan ini.

Dalam proses membuat konten, riset adalah elemen penting yang biasa saya lakukan. Ada macam-macam teknik riset, baik riset primer maupun sekunder (lewat referensi). Riset primer berupa survei responden (kuantitatif), wawancara dan diskusi fokus grup (kualitatif). Saya biasa melakukan untuk penulisan artikel maupun buku (ghost writing). Tulisan kali ini membahas teknik wawancara narasumber (narsum) saja.

tips mewawancara narasumber

Bagi saya, tips mewawancara bisa dibagi dua, sebelum dan pada wawancara itu sendiri.

Sebelum Wawancara

Berusaha menggali informasi tentang narasumber. Latar belakang (pendidikan, profesi, orang tua) maupun karya/aktifitas terbaru atau belum lama ini dilakukan. Apabila Anda mengerjakan tahap ini dengan baik, berarti sudah separuh kesuksesan dalam mengambil data/informasi, atau wawasan (insight) melalui wawancara.

Menggali informasi ini harus above-average ya daripada netizen kebanyakan. Kalau telusuri akun twitter, instagram, linkedin, facebook seseorang juga sudah sering dilakukan oleh netijen. Jadi harus lebih smart ya.

Pesan Pandji dan Helmy Yahya: jangan sampai menanyakan pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh orang lain; dengan kata lain: jangan mengulang pertanyaan media.

Caranya gak susah sebenarnya, yaitu cari tahu saja dia biasanya ditanya apa oleh wartawan. Lucunya, yang begini bisa diriset langsung ke narasumber, hehehe.

Perlu kita ketahui bahwa, narasumber sendiri inginnya ‘mengobrol’. Bukan sekaku tanya-jawab-tanya-jawab, ya. Jadi, tidak ada salahnya juga kita bridging dengan berbagai pengantar –berfungsi juga untuk membuat pendengar tahu. Bagi audience yang belum paham, kesannya kita menghabiskan waktu ya. Padahal kita hanya ingin narasumber merasa nyaman dengan kita, lalu bisa plong menceritakan pengalamannya.

Ketika Wawancara

Secara umum: Jangan terlalu kaku. Perbanyak humor atau basa-basi sebelum memasuki inti pertanyaan yang serius.

Untuk setiap pertanyaan wawancara, sebaiknya Anda minimal punya dua kalimat. Kalimat pertama sebagai pengantar, kalimat kedua untuk pertanyaan itu sendiri. Pentingnya persiapan sebelum wawancara adalah untuk mengembangkan para pengantar ini.

Pilihan kata-kalimat yang baik untuk menjembatani pertanyaan, juga akan lahir dengan sendirinya tatkala kita “berperan” sebagai teman yang baik (apalagi kalau kita memang sudah mengenal baik narsum sebagai kolega kita ya). Dengan kata lain, keterampilan “building rapport” atau membangun keakraban adalah penting untuk dikuasai oleh pewawancara.

Keakraban yang dibangun belum tentu sama semua, ya. Bagaimana berhubungan dengan yang lebih tua/senior, seusia/segenerasi, maupun dengan yang lebih muda/junior/newbie di bidangnya.

Saat ini, wawancara bukan lagi dominan periset maupun jurnalis. Wawancara sudah bertransformasi menjadi bentuk hiburan (entertainment) yang baru.

Kalau sepuluh tahun lalu, wawancara dilakukan oleh para jurnalis di program berita, lalu oleh jurnalis di program talkshow, kini mulai banyak non jurnalis yang melakukannya di talkshow. Sebut saja Deddy (Cahyadi) Corbuzier dan Pandji Pragiwaksono. Simply karena mereka belajar dan menguasai teknik mewawancara yang baik. As you know, Deddy memulai di program Hitam Putih, sebelum akhirnya menjalankan podcast-nya sendiri.

Dalam konteks podcast sebagai entertainment content, pewawancara sebenarnya/biasanya sudah tahu jawaban dari narasumber. Namun, seninya adalah mengkonversi “ketidaktahuan” pewawancara tersebut menjadi “pengetahuan” bersama audience.

Kalimat-kalimat bridging juga wajb direncanakan ya. Supaya wawancara tetap mengalir. Bukannya melompat dari satu pasang pertanyaan-jawaban ke pasangan-pasangan berikutnya.

Sekian “remah-remah” pagi ini. Semoga bermanfaat
Kalau ada pengalaman lain, mohon dibagikan di kolom komentar ya. Terima kasih πŸ™πŸ™

Omong-omong, ini ada beberapa podcast soal wawancara narsum yang bisa kamu nikmati juga:

Baca juga tulisan BLOGGING-WRITING saya yang lain, ya.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *