“Ikhwan tuh gak suka/cocok di jurusan ini. Tapi dia diam-diam aja.”, demikian gosip yang saya dengar. Hahaha. Bukan tipe gosip yang wajib saya klarifikasi siy, ya. Apalagi di channel YouTube-nya Mas Deddy yang tersohor itu. Itu mah cocoknya untuk yang lagi sengketa keluarga saja. Mengenai gosip tersebut, cukuplah jadi TST (Tau Sama Tau) sahaja. Karena ya memang demikian adanya. Hahaha.
Tidak banyak memang yang bisa saya ambil, ya. Apalagi saya jadikan pengepul dapur. Cukup ambil silaturahminya saja. Sesuai dengan nama WhatsApp Group (WAG) kami. Lagipula, pasca kuliah tatap muka dengan dosen + nge-laboratorium yang saking panjangnya jadi sekalian ngabuburit di bulan Ramadhan itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu di kegiatan kemahasiswaan.
Status saya waktu itu memang mahasiswa. Instead of menomor-satukan akademik, malah saya jadikan prioritas ke sekian. Ini jangan ditiru ya, adik-adik. Waktu dulu saya terpaksa menerima pilihan kedua ini, saya pikir belajar itu bisa di jurusan mana saja. Kampusnya yang tidak bisa di mana saja, menurut saya. Yang saya kira penting adalah Anda akan menjadi alumni darimana.
Bukan semata karena “cap”-nya suatu kampus “membantu” Anda mendapatkan pekerjaan pertama. Tetapi juga yang dijual oleh suatu kampus adalah lingkungan manusianya.
Saya katakan “membantu”, karena brand kan sifatnya memuluskan keputusan “pembelian”. Dalam konteks, perusahaan yang Anda lamar sebagai tempat bekerja, menerima Anda karena kampus sudah memiliki “cap” berusia puluhan tahun.
Kedua, lingkungan manusia. Ini adalah ekosistem besar yang terdiri dari unit-unit yang saling terhubung di dalamnya. Di antaranya adalah ikatan alumni (institusional), jejaring alumni (sosial kultural), rekan-rekan seangkatan masuk, sesama generasi (ini istilah saya saja, yaitu rekan-rekan dari dua angkatan atas kita hingga dua angkatan ke bawah).
Pas banget dengan momentum 100 tahun pendidikan tinggi teknik, di laman facebook saya kemarin saya menuangkan 10 poin berikut ini:
1. Jurusannya apa aja deh. Asal di kampus yang ini. Meski pilihan kedua, lanjut aja. Baru tahu cewenya bnyk pas OSKM. Jurusan saya tuh 1:4 cowo cewe. Teknik Penyehatan 1:3.
2. “yang di depan (danlap) ga sopan uy. Ngomongnya aku-aku. Egois banget. Ngomongnya patah2 pula.”, pikir saya pas pembukaan orientasi kampus. .
3. Ketemu banyak anak (SMA) 3. Untungnya gak jadi sekolah di 3. Gak pernah lupa, via wartel (iya, warung telekomunikasi) di almamater, pasca pembukaan pendidikan, memohon bantuan kakak di Bandung untuk mengambil berkas pendaftaran di SMA 3. #eehhh
4. Unit Koperasi Mahasiswa. Paling berkesan, pinjamkan modal merchandise ke mahasiswa yang mudik untuk presentasi kampus/jurusan di SMA favorit di kampung. Merchandise-nya untuk apa? Ya untuk jualan, lha. Anda ini pakai, bertanya. Hehehe. Ada temen jurusan kaget pas mau pinjam merchandise, karna yang ngurus ternyata temen kelompok nge-lab sendiri. Hehehe. Kita sebut “pinjam” karena memang kembalikan barang yang tidak laku, berikut uang penjualan yang laku. Hehehe.
5. Sibuk di jurusan. Pagi kuliah. Jeda makan siang 11-13 aja. Praktikum 3-4 kali seminggu. Puasa Ramadhan terasa singkat karna ngabuburit nya nge-lab. Sebelum masuk lab, bawa jurnal yang ditulis tangan. Kadang-kadang ada quiz pendahuluan di awal. Praktikum bisa ditutup dengan quiz. Setelah praktikum buat laporan yang diketik dan diprint. Gak bohong kan saya, kalau kuliahnya sibuk? Hehe.
6. Kampanye + jadi pengurus himpunan.
7. “Orang kota masuk desa” dengan kemasan KKN (Kuliah Kerja Nyata) tahun 2008. Kurang lebih seminggu menginap di rumah warga. Toples snack dipenuhi terus oleh tuan rumah. Bak mandi bela-belain diisi air terus sama mereka. Kami tahu diri untuk tidak meminta. Baik banget warga desa tuh. Mereka juga enggak setiap hari mandi, soalnya.
8. Campaign “Indonesia Tersenyum”. Nge-design + copywriting-nya si baliho berisi teks dua kalimat yang “menyihir” banget.
9. Science and Engineering Fair 2010. Core idea-nya “community development”. Cari sponsor ke jakarta. Terima duit puluhan juta dalam amplop.
10. Februari sidang skripsi. Penelitian saya waktu itu soal bagaimana mengoptimalkan proses ekstraksi dari rimpang Curcuma Xanthorriza. Suhu, ukuran serbuk, jenis pelarut, dan waktu adalah parameter-paremeternya. Meski cuma mendapat dan mengambil hikmahnya, saya masih ingat donk penelitian waktu itu.Serah terima ke pengurus baru hanya 3-4 hari sebelum di-Wisuda April.
Kesimpulan: 4.5 tahun yang penuh hikmahya. Fakultasnya bagaimana? Wes, sudah. Sesuai judul saja. Hehehe.
Hello there, just became alert to your blog through Google, and found that it’s truly informative. I抦 going to watch out for brussels. I抣l appreciate if you continue this in future. Many people will be benefited from your writing. Cheers!