Enterprise Design System

Tugas pengembangan software dalam skala besar dapat menjadi sangat rumit dan memakan waktu jika tidak ada alat yang tepat dan efisien untuk membantu proses pengembangan tersebut. Salah satu alat yang dapat membantu adalah Enterprise Design System.

Enterprise Design System.

Kenapa Enterprise?

Enterprise Design System adalah template (cetakan) desain yang konsisten dan terstruktur untuk pengembangan perangkat lunak dalam skala besar. Dibandingkan dengan desain sistem untuk produk, EDS lebih terfokus pada pengembangan perangkat lunak oleh dalam organisasi atau enterprise yang mengerjakan banyak proyek. Baik sebagai pemilik proyek maupun kontraktor.

Dengan demikian, penggunaannya dapat membantu perusahaan untuk mempercepat proses pengembangan, meminimalkan biaya, dan memberikan identitas atau branding yang konsisten pada seluruh proyek yang dikerjakan.

Jadi enterprise fokus pada konsistensi desain pada seluruh proyek (meskipun berbeda klien), sementara design system untuk produk (misal: gojek, tokopedia, dll) fokus pada pengalaman pengguna yang konsisten dan nyaman di berbagai lapisan fitur.

Baca Juga: Design System untuk Produk Digital.

Manfaat Enterprise Design System

Salah satu manfaat utama dari penggunaan EDS adalah mempercepat proses pengembangan software. Dengan menggunakan single source of truth perihal desain yang konsisten dan terstruktur, tim pengembang dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Mereka tidak perlu memikirkan bagaimana membuat desain yang konsisten dari awal setiap kali mereka membuat produk baru. Cukup dengan copy and paste dari master design yang sudah ada.

Selain itu, EDS juga dapat meminimalkan kesalahan dalam pengembangan, karena panduan tersebut sebenarnya berasal dari berbagai design system yang telah terimplementasi dan sudah ditentukan best practices-nya.

Selain itu, penggunaan EDS juga dapat membantu mengurangi biaya pengembangan. Dengan memiliki panduan desain yang konsisten, tim pengembang dapat menghindari kesalahan desain yang mungkin mengakibatkan biaya tambahan. Misalnya, jika desain tidak sesuai dengan panduan desain, maka harus dibuat ulang, yang tentu saja akan menambah biaya dan waktu.

Selain itu, Enterprise Design System juga dapat membantu perusahaan dalam branding dan identitas merek. Dengan memiliki panduan desain yang konsisten, perusahaan dapat memastikan bahwa produk mereka memiliki tampilan dan nuansa yang sama di seluruh produk yang dihasilkan. Hal ini dapat membantu memperkuat merek perusahaan dan menciptakan kesan yang konsisten pada pelanggan.

Cara Menyusun Design System di Level Enterprise

1. Riset Internal

Dari history proyek yang pernah dikerjakan, kumpulkan fitur/layanan yang cukup sering (frequently) kita sediakan kepada klien. Biasanya, fitur ini tidak berkait dengan proses bisnis milik klien; karena klien kan memiliki latar belakang layanan-proses-pengguna yang berbeda-beda. Tentu saja fitur/layanan yang common bukan satu-satunya. Masih ada template, layout, pattern, dll (nanti akan kita jelaskan di tahap no.3) Jadi, kita bisa memulai penyusunan EDS dari sini.

2. Pilih Alat Desain yang Tepat

Beberapa alat desain populer untuk pengembangan Enterprise Design System adalah Sketch, Figma, atau Adobe XD. Namun masing-masing alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

Alat desain yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan, serta mudah diakses dan digunakan oleh seluruh tim yang tidak hanya terdiri dari FE developer, tetapi juga desainer dan analis.

3. Tentukan Building Blocks

Langkah selanjutnya adalah menentukan building blocks desain yang diperlukan dalam Enterprise Design System. Di antaranya adalah Foundation/Principles, Components, dan Templates.

Principles atau prinsip-prinsip desain adalah seperangkat pedoman yang digunakan untuk mengarahkan pemikiran dan tindakan dalam pengembangan desain. Prinsip-prinsip ini harus menggambarkan nilai dan tujuan perusahaan dalam pengembangan produk dan memberikan arahan tentang bagaimana desain harus dilakukan. Prinsip-prinsip desain biasanya berfokus pada aspek-aspek seperti fungsionalitas, penggunaan, keamanan, konsistensi, fleksibilitas, dan estetika.

Komponen desain dapat mencakup jenis font, warna, ikon, dan gaya visual lainnya. Setiap komponen desain harus didefinisikan dengan jelas, termasuk nilai yang mendasarinya dan bagaimana penggunaannya dalam produk yang dihasilkan.

Templates atau pages templates adalah halaman-halaman user interface (UI), baik untuk desktop, tablet, maupun mobile yang tinggal di-copy and paste. Jika components bersifat mikro, maka templates sifatnya lebih makro.

4.. Buat Aturan/Panduan Desain

Setelah menentukan building blocks desain, langkah selanjutnya adalah membuat aturan (rules) atau panduan (guides) yang menggambarkan perilaku para building blocks tersebut. Sehingga para pengguna EDS dapat memahami bagaimana setiap building blocks digunakan dalam pengembangan produk.

5. Implementasi

Setelah selesai membuat aturan/panduan desain, langkah terakhir adalah implementasi keseluruhan design system. Next project harus dikerjakan berdasar dokumen master enterprise design system ini. Apabila ada feedback, maka feedback tersebut wajib dievaluasi untuk mengetahui apa dan bagaimana efek yang diberikan kepada design system. Hanya jika disetujui, maka akan diinput ke dalam dokumentasi. Tentu saja setiap perubahan dalam dokumentasi design system harus dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders secara berkala lewat release.

Kesimpulan

Menyusun Enterprise Design System memerlukan waktu dan upaya yang signifikan, tetapi dapat membantu perusahaan untuk mempercepat proses pengembangan, meminimalkan biaya, dan memberikan identitas atau branding yang konsisten pada seluruh produk yang dihasilkan. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, perusahaan dapat menyusun Enterprise Design System yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan bisnis mereka.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.