Big Data (Tidak) di Sekitar Kita (Banget)

Tidak seperti AI yang contohnya banyak banget kita gunakan sehari-hari, Big Data lebih tidak "membumi".

Judul di atas masih salah. Karena Big Data gak benar-benar di sekitar kita, konsumen ritel. Big Data lebih banyak berada di domain perusahaan.

Big Data

Big Data itu dan bagaimana mengolahnya, ada di “waduk” data yang merupakan “muara” dari berbagai sumber-sumber data, misalnya social media, sensor internet of things (IoT), perangkat mobile, dsb. Dari “waduk” ini, bisa dialirkan ke tujuan-tujuan yang membutuhkan, tetapi membutuhkan penyajian lebih lanjut. Di antaranya adalah visualisasi sehingga Big Data tersebut punya makna dan punya cerita.

Bisa juga seperti mesin pencari Google, yang menghimpun sedemikian besar data, menyimpannya ke dalam cache, lalu menampilkan hasil pencarian yang menjawab search intent kita. Jika manusia yang mengetik kata kunci tersebut tidak puas, maka informasi tersebut juga menjadi data bagi Google bahwa sajiannya kurang tepat dalam memenuhi kebutuhan.

Kalau Google mesin pencari mendapat pemasukan dari AdWords, maka Meta group (facebook dan instagram) memperoleh omzet dari pemasang iklan yang mentarget demografi pengguna.

Meta group (dengan data tambahan dari whatsapp yang mereka akuisisi) memberikan hasil pemasangan iklan yang semakin baik karena mengkombinasikan demografi dan psikografi. Lebih lengkap soal demografi dan psikografi bisa dilihat di Segmentasi.

Big Data itu dicirikan dengan 5V, yaitu:

  • Volume data yang besar memungkinkan kita berbuat lebih banyak,
  • Variety, data yang homogen bisa tidak bernilai apa-apa
  • Velocity, volume data per satuan waktu yang masuk ke dalam platform data
  • Value (makna), dan
  • Veracity, alias kebenaran maupun kebersihan data itu sendiri.

Ada bahasa pemrograman Python dan R (baca: ar) untuk mengolah big data. Sedangkan aplikasi paling populer untuk memvisualisasikan data adalah Power BI dari Microsoft. Ini sebenarnya adalah aplikasi business intelligence, tetapi banyak digunakan karena mampu menyajikan statistik dengan “cantik”.

Baca Juga: Studi Kasus Big Data: Netflix.

Business Intelligence

Business Intelligence (BI) adalah suatu proses pengumpulan, analisis, interpretasi dan presentasi data bisnis untuk membantu pengambilan keputusan. Aplikasi Business Intelligence menggunakan teknologi dan metodologi untuk mengumpulkan data bisnis dan mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pembuat keputusan.

Cara kerja aplikasi Business Intelligence adalah sebagai berikut:

  1. Kumpulan data: Aplikasi Business Intelligence mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti database, sistem transaksi, spreadsheet, dan lain-lain.
  2. Integrasi data: Data yang terkumpul dari berbagai sumber diolah dan dikombinasikan untuk membentuk data yang terintegrasi dan terkonsolidasi.
  3. Analisis data: Data terintegrasi dianalisis dengan menggunakan berbagai teknik dan alat analisis untuk menentukan pola, hubungan dan trend yang relevan untuk bisnis.
  4. Penyajian data: Hasil analisis dapat ditampilkan dalam bentuk laporan, dashboard, grafik dan visualisasi lainnya yang mempermudah pemahaman dan interpretasi data.
  5. Keputusan bisnis: Informasi yang diperoleh dari aplikasi Business Intelligence digunakan oleh pembuat keputusan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan tepat.

Aplikasi Business Intelligence membantu perusahaan untuk memahami kinerja bisnis mereka, memantau trend, dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Ini membantu perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat dan data-driven.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.