Dari kanal podcast atau siniar, lebih baik berharap pada manfaat branding-nya daripada daya jualnya. Sebagaimana kanal-kanal online pada umumnya, aspek customer acquisition maupun customer retention lebih dominan daripada sebagai penentu kesuksesan penjualan.
Memang, pada setiap kesempatan branding tersebut, wajib ada tuh Call to Action (CTA)-nya. Sayang kan jika sudah didengarkan oleh audience, tetapi tidak ada aksi yang disarankan kepada mereka. Namun demikian, SELALU perlu dihitung ulang berapa cost yang keluar untuk suatu podcast, dengan keberhasilan yang didapat.
Yuk kita gali lebih mendalam bagaimana memaksimalkan podcast sebagai sarana marketing. Kita cermati dari sisi para pendengar dulu.
Daftar Isi
Audience Podcast
Menurut data yang dihimpun We Are Social dalam laporannya yang berjudul “Digital 2022: April Global Statshot Report”, ada sekitar 35,2 persen pengguna internet Indonesia yang berusia 16 hingga 64 tahun secara aktif mendengarkan Podcast setiap minggunya. Persentase tersebut menempuh urutan kedua setelah Brazil.
Media ini memang cocok bagi mereka yang serba multitasking karena tuntutan kesibukan. Tidak heran, sembari bekerja atau berkendara juga mendengarkan siaran seperti podcast. Ibarat puluhan tahun lalu siaran radio diperdengarkan sembari beraktivitas. Dengan memainkan podcast, aktivitas produktif tetap berjalan, beriringan dengan info-info yang kaya pengetahuan dan tetap menghibur.
Dengan merilis secara rutin, ada lebih banyak kesempatan untuk mempromosikan podcast kepada para followers di Instagram, Tiktok, atau Twitter.
Branding di Podcast
Oleh sebab itu, objective yang paling tepat adalah brand awareness, yaitu segmen pelanggan sadar akan keberadaan jenama yang berpromosi di podcast tersebut.
Ada dua cara branding di podcast
- Representasi brand hadir di podcast-podcast dengan subscribers tinggi sesuai target market guna mempromosikan produk atau service,
- Membuat podcast sendiri yang secara rutin menghadirkan expert dengan minimal jumlah subscribers tertentu. Supaya saling mengembangkan jumlah followers masing-masing. Tentunya expert yang diundang relevan dengan produk atau service yang kamu tawarkan.
Di antara keduanya, pilih cara branding yang paling efektif mentarget objective, serta paling efisien cost-nya.
Syarat Podcast yang Baik
Sebagai sebuah media untuk branding, ada beberapa karakteristik podcast yang baik yang perlu dikejar oleh para penyelenggaranya:
High Quality Content
Audionya enak masuk ke telinga audiens, pembicaraan yang bersifat informatif dan insightful, serta menghibur – alias sekali-sekali ada punchline untuk memancing tawa.
Storytelling
Sajikan materi promosi dengan cara bercerita yang menarik menggunakan teknik storytelling, yaitu ada seorang KARAKTER yang mempunyai MASALAH tertentu, dan BRAND hadir sebagai solusi.
Sehingga, podcast tersebut menjadi jalan bagi tampilnya iklan yang smoothly delivered kepada para penonton.
Ada Iklannya
Berdasarkan tipenya, iklan pada podcast dibagi menjadi dua, iklan host-read dan non host-read. Iklan host-read adalah iklan yang dibacakan oleh podcaster dalam acaranya. Dalam pembacaan tersebut, podcaster bisa menyertakan kode atau link promo khusus untuk mendorong pendengar membeli produk. Link khusus juga berguna sebagai tracker dan untuk menghitung komisi affiliate.
Sedangkan iklan non host-read, biasanya merupakan iklan yang dibuat terpisah oleh perusahaan dan dimasukkan sebagai bumper video.
Pada podcast-podcast audio-visual dengan views yang banyak, display logo atau produk kamu sudah cukup membuat viewers mengenali (recognize) atau teringat (recall) dengan brand kamu.
Jika brand tidak berhubungan langsung dengan topik episode tersebut, podcaster bisa tetap menyebutkan bahwa episode tersebut disponsori oleh suatu merek sembari menyebutkan informasi seputar merek sponsor tersebut.
Podcaster Indonesia di YouTube
Memilih beberapa kanal podcast kecil untuk berpromosi memiliki risiko lebih rendah dibanding memilih satu podcast besar saja untuk berpromosi. Dengan catatan, selama para subscribers tersebut tidak beririsan terlalu banyak.
Mari kita ulas podcaster Indonesia di YouTube.
Tema-Tema yang Umum
Paling banyak memang host dan tamu mengobrol ringan yang diselingi canda tawa. Podcast-nya para komika yang grrr-nya paling sering; tanpa melupakan insight menarik dari obrolan tersebut. Dari grafis di bawah, 5-6 podcast memang ringan dan memancing tawa, sementara 4-5 yang lain berkesan lebih berat dan serius.

Berdasar data dari Firstory ini dia konsep dan genre podcast yang disukai: wawancara KOL oleh Host (75%) lebih diminati daripada obrolan komedi (67%). Mayoritas penikmat podcast sendiri rupanya berkelamin laki-laki (81.87%).
For Advertiser
Yang saya lihat di podcaster-podcaster dari Indonesia di YouTube, produk yang paling sering adalah show stand-up comedy. Di sisi lain, kanal podcast sendiri bisa menawarkan jasa promosi secara B2B, yakni bintang tamu yang membayar untuk hadir dalam podcast tersebut.
Optimasi lain yang bisa dilakukan oleh para advertiser adalah dengan menggunakan kembali materi-materi content marketing yang sudah dimiliki sebagai bahan penulisan brief podcast. Demikian pula sebaliknya: materi podcast bisa didaur ulang ke format lain untuk instagram atau tiktok.
Sebagaimana channel social media lainnya, perlu tenaga dan waktu, serta biaya untuk memulai suatu channel yang baru. Apalagi untuk mempertahankannya berlangsung secara rutin dan dengan kualitas tinggi.
Referensi:
- https://redcomm.co.id/knowledges/podcast-untuk-meningkatkan-brand-awareness
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/08/pendengar-podcast-indonesia-terbesar-ke-2-di-dunia
- https://cacaflymetrodata.com/id/new-trend-alert-podcast-marketing-digital-di-era-marketing-4-0/
[…] branding-lewat-podcast/ […]
[…] Baca Juga: Branding lewat Podcast. […]