Setelah WFH dan WFB (Work From Bali), kini terbit lagi istilah baru: WFA. Work From Anywhere ini literally bisa memilih bekerja di mana saja. Kantor yang officially memberlakukan WFA ini memang masih punya headquarter dan tentu saja para karyawannya bisa datang dan bekerja di sana. Asumsi yang dipakai adalah yang datang bekerja tidak akan seluruh karyawan.
Baca Juga: Remote Working, Agree or Disagree?
Benefits
Dengan demikian, banyak cost bisa ditekan. Mulai dari sewa gedung (karena bisa menyewa gedung kecil saja), makan siang atau snack (karena bukan seluruh perut karyawan yang harus diisi, melainkan sesuai kuota maksimal saja), dan tentu saja perintilan-perintilan yang kalau dikali jumlah karyawan akan lumayan juga nilai rupiahnya (misalnya air mineral merek premium).
Saya sendiri masih WFH, tapi saya sudah merasakan enaknya WFA. Karena dengan WFA maka saya tidak hanya berperan lebih baik sebagai suami maupun ayah. Namun juga saya bisa membantu lebih banyak, baik di keluarga besar sendiri maupun keluarga mertua yang notabene saat ini berbeda kota dengan kami.
Ketika kantor memanggil untuk WFO lagi, saya wajib untuk memenuhi panggilan tersebut. Kecuali ada ajakan dari perusahaan lain untuk WFA, maka mungkin saya akan bergeser ke new company tersebut, hehehe.
Challenges
Dari sisi company yang memberlakukan WFA, tentu ada challenges-nya juga ya. Tidak hanya soal cost yang ditekan dan mungkin menebalkan profit-nya perusahaan. Misalkan soal corporate culture, yang lebih sulit dibangun karena minimnya tatap muka — dan akhirnya harus dieksekusi via online, misalnya. Kemudian soal desain posisi pekerjaan berikut dengan job description-nya; supaya beban kerja, deliverables, kualifikasi kandidat, dan knowledge transfer tidak menciptakan masalah baru ketika ada yang resign dan rekrutan anyar sedang beradaptasi.
Dari saya pribadi, at this moment, berpendapat bahwa setidaknya karyawan baru tersebut perlu hadir di 3 bulan pertama di perusahaan tempat dia bekerja. Bukan ujug-ujug langsung merasakan mekanisme WFA. Tapi saya kan bukan HR ya, jadi mungkin yang HR punya pendapat yang lebih valid.
Perusahaan mana saja yang sudah menerapkan mekanisme WFA. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- eFishery. IoT bidang perikanan darat.
- Pahamify. Bimbingan belajar.
- Alami. Peer-to-peer lending.
- BukuWarung. Pencatatan keuangan dan pembayaran.
- Flip. Jasa transfer secara gratis.
- Happy Fresh. Online grocery.
- Ajaib. Platform investasi reksadana dan saham.
- Kata.ai bergerak di bidang AI khusus percakapan
- Telus International. Customer service dengan berbagai bahasa.
- Schoters. Bimbingan kuliah ke luar negeri.
Selain yang sudah disebutkan di atas, tentu saja masih banyak perusahaan lain yang menyediakan posisi pekerjaan dengan mekanisme WFA.
Saya kira tren WFO, WFH, WFB, maupun WFA ini tidak ada yang mati. Masing-masing akan selalu ada peminatnya dan juga selalu ada perusahaan yang berusaha menyediakannya. Tinggal kembali ke masing-masing employer dan employee untuk menerapkan berbagai mekanisme bekerja tersebut.
Baca Juga: Begini Cara Kita Bekerja Sekarang.
[…] Baca Juga: Work From Anywhere (WFA). […]