Cara riset content.
Daftar Isi
Pentingnya Riset
Di artikel yang lalu, entah yang mana saya tidak ingat lagi 😀 sudah saya tuliskan bahwa proses menulis adalah (1) riset-(2) draft-(3) produksi-(4) revisi. Bagi saya ini berlaku untuk segala jenis tulisan: (a) opini yang dikirim ke koran, (b) artikel untuk majalah dwimingguan, dan lain sebagainya.
Untuk di internet, prosesnya ditambahkan satu lagi, yaitu (5) promosi (ke social media). Agar para pengguna sosial media berbondong-bondong menuju blog/web milik kamu.
Demikian pentingnya cara riset content sebelum menulis, sebab riset adalah (1) proses pertama yang harus dilakukan serta (2) menjadi fondasi atas kualitas suatu tulisan.
Jadi makin banyak riset, maka kualitas tulisan cenderung membaik. Jangan heran banyak penulis tersohor yang mengingatkan agar kita membaca buku lebih banyak supaya kita dapat menjadi penulis yang semakin baik dari waktu ke waktu.
Bagaimana riset penulisan memandang perilaku plagiarisme? Simak dulu quote yang berikut ini:
If you steal from one author, it’s plagiarism; if you steal from many, it’s research (Wilson Mizner)
Dengan kata lain, menulis dengan hanya satu sumber itu mencontek. At least akan terasa bahwa gagasannya kurang kuat/banyak. Tapi kalau kamu menulis setelah membaca banyak referensi, itu berarti kamu sudah melakukan riset.
Makin bagus riset kamu, makin berkelas tulisan kamu.
Nah, mungkin kemudian kamu bertanya, (1) Riset apa yang harus dilakukan? (2) Bagaimana cara melakukan riset?
Sumber Informasi
Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, berikut adalah beberapa hal yang bisa saya rangkumkan.
Blog orang lain
Temukan informasi-informasi penting dari blog tersebut. Tidak harus berupa data, inspirasi untuk menulis juga bisa datang dari blogger lain.
Inspirasi tersebut bisa jadi bahan untuk tulisan kamu. Tentu saja harus ditambahkan sudut pandang, pendapat, dan pengalaman pribadi supaya menjadi berbeda dibanding inspirasi dari blogger tersebut.
Dalam setiap niche, ada blogger-blogger berkualitas yang layak kita jadikan sebagai mahaguru. Bagaimana cara supaya tidak terlupa untuk berkunjung ke blog tersebut?
Yaitu berlangganan email marketing. Beberapa waktu lalu saya sudah menyarankan untuk berlangganan beberapa email marketing sekaligus terkait dengan bidang-bidang yang ingin kamu pelajari.
Quora
Dari sana bisa terbayang seputar detil-detil yang dikehendaki oleh (calon) pembaca dari topik yang ingin kita tulis.
Cari pertanyaan yang begitu sulit sehingga tidak seorang pun menyediakan jawabannya di internet. Mungkin ada pertanyaan di www.quora.com yang kamu sukai, tapi tidak ada jawaban yang berhasil memuaskan rasa ingin tahu kamu.
Masih belum yakin dengan Quora? Mungkin kamu bisa re-ask pertanyaan How has Quora affected your life?” 😀
Buku
Bagaimanapun lengkapnya internet sebagai sumber, kadangkala referensinya tidak terlalu kokoh. Satu sumber di internet bisa ditimpa dengan sumber yang lain.
Bagaimana mendapat sumber yang robust (kokoh)? Salah satunya dengan membaca buku yang tepat. Yaitu buku dengan referensi yang lengkap dan saling mendukung satu sama lain.
Biasanya buku-buku seperti ini dibaca dan dirujuk oleh banyak orang. Dan biasanya juga, memang merupakan hasil riset, analisis, dan penulisan secara mendalam.
Mas Yodhia Antariksa belum lama ini merekomendasikan 3 judul buku bisnis terbaik tahun 2015 (menurut beliau) untuk dibaca oleh kita semua. Setiap tahun, beliau membuat postingan dengan tema tersebut.
Ada lagi cara lain untuk mengetahui buku yang tepat: bertanya pada konsultan/dosen di bidangnya untuk mengetahui referensi paling baik mengenai topik tersebut.
Atau kamu bisa lakukan 6 cara yang telah saya praktikkan agar bisa konsisten ngeblog.
Pengunjung
Riset kepada salah seorang pengunjung blog kamu. Bisa dengan interview langsung atau ngobrol-ngobrol sembari makan siang. Sekalian copy darat dan silaturahim, ‘kan.
Sebagai fans berat kamu, tentu dia mampu memberikan usul mengenai ide-ide artikel blog yang pantas masuk dalam content plan kamu.
Atau dia akan merasa beruntung karena sedang ingin bertanya tentang sesuatu hal — yang sekaligus kamu bisa gunakan sebagai topik untuk menulis artikel blog yang paling baru.
Cari tahu apa yang ingin diketahui oleh para blog readers (biasanya melalui comments), lalu jawab pertanyaan tersebut melalui artikel anda.
Kata Kunci
Ini ditujukan untuk SEO Copywriting. Tembak sebanyak-banyaknya keyword yang masih terkait satu sama lain dalam satu kategori/topik penulisan.
Lebih baik long tail keyword (LTK) daripada keyword yang hanya terdiri dari 2-3 kata. Penggunaan beragam LTK dalam satu artikel, akan memperkuat posisi artikel di hadapan sang mesin pencari.
Tulisan yang lebih condong pada kualitas, menuntut riset yang lebih intens daripada tulisan yang condong pada frekuensi rilis/publish. Tidak usah memaksa setiap hari membuat postingan dengan mengorbankan kualitas.
Lebih baik menerbitkan satu artikel dalam satu pekan tapi dengan proses dan kualitas yang terbaik.
Blog seperti www.waitandwhy.com tidak banyak menerbitkan artikel baru, namun setiap artikelnya ditulis sepanjang 1500-2000 kata. Panjang artikel inilah yang menyebabkan blog ini kuat sekali di search engine result page (SERP).
Pengalaman Pribadi
Akan bermanfaat untuk gaya postingan life/reality blogging. Ini adalah salah satu gaya di antara 20 gaya posting blog.
Perspektif dan pengalaman pribadi akan memberi warna baru untuk topik yang pernah dibahas oleh penulis lain. Tidak hanya warna baru, tetapi juga memperkuat storytelling.
Yang mana, hanya kamu sendiri yang tahu dan merasakan langsung pengalaman kamu. Jadi ketika diceritakan oleh kamu sebagai pelaku sejarah itu sendiri, maka cerita tersebut akan menjadi lebih hebat.
Simpulan
Sudah dibedah di atas beberapa cara riset yang mungkin kita lakukan:
(1) Riset di blog orang lain
(2) Riset di Quora
(3) Riset dari buku yang direkomendasikan
(4) Riset pengunjung blog
(5) Riset keyword
(6) Riset dari pengalaman pribadi
Sebab riset merupakan tulang punggung proses-proses penulisan. Dengan berbagai metode riset tersebut, semestinya kita bisa mengembangkan tulisan yang lebih berbobot.
Semoga tulisan singkat soal cara riset content ini tepat memberi manfaat 🙂
Related Post(s):
[…] riset kepada konsumen maupun […]
[…] perencanaan konten. Terutama berdasarkan wawasan (insight) dari statistik yang sudah dipelajari. Riset Content Marketing ini bisa kamu […]
[…] adalah mengelola konten. Ada banyak aspek. Perencanaan, pengorganisasian (termasuk penyimpanan), riset konten terus-menerus, sampai dengan penerbitan (publishing), dan pasca-penerbitan. Tidak semua orang bisa menekuni ini. […]
[…] Nge-blog terkait hobi. Karena hobi, maka langsung/tidak langsung akan melakukan pencarian bahan (riset) terkait tema tersebut. Hasil riset merupakan sumber bahan yang kuat dalam […]