Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja di Masa Pandemi

Topik kesehatan mental rupanya semakin dicari. Di samping yang bergejala bertambah banyak, kesadaran akan kesehatan mental terus meningkat.

Definisi

Mental yang sehat. Sehat secara mental adalah keadaan ketika seorang individu merasa sejahtera, baik secara psikologis, emosional, ataupun secara sosial.

Menurut WHO, mental yang sehat adalah kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar. Sederhananya, individu dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan serta berperan di lingkungannya.

Kesehatan Mental di Masa Pandemi

UNICEF memperingatkan bahwa anak-anak dan remaja berpotensi mengalami dampak jangka panjang dari COVID-19 terhadap kesehatan mental mereka.

Membaca press release tersebut, saya kira hal tersebut diakibatkan oleh satu atau beberapa sebab berikut:

  • Sekolah online. Jadi jarang berinteraksi secara riil dengan teman-teman sekolah.
  • Kurangnya rasa kasih sayang. Yang mungkin di antaranya disebabkan oleh menurunnya kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan kasih sayang si anak. Secara fisik maupun non-fisik.

Pandemi, selain membuat sebagian besar kita jadi lebih memperhatikan kesehatan fisik, juga membuat kita lebih memperhatikan sisi mental.

Ada beragam cara sering dibagikan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental secara individual, berikut beberapa di antaranya:

  • meditasi,
  • yoga,
  • afirmasi positif (pernyataan positif bagi diri sendiri maupun orang lain), 
  • self-compassion (sikap untuk memberikan kebaikan pada diri dan memahami diri sendiri), hingga
  • terapi dengan bantuan hewan (peliharaan) atau pet therapy.

BACA JUGA: Review Buku Filosofi Teras

Kesehatan Mental Remaja

Berdasarkan data terbaru, diperkirakan terdapat lebih dari 1 dari 7 remaja berusia 10-19 tahun di dunia yang hidup dengan diagnosis gangguan mental. Setiap tahun, tindakan bunuh diri merenggut nyawa hampir 46.000 anak muda – tindakan ini adalah satu dari lima penyebab utama kematian pada kelompok usia itu.

Gangguan terhadap rutinitas, pendidikan, rekreasi, serta kecemasan seputar keuangan keluarga dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa depan mereka.

Sementara itu, ada pula faktor-faktor yang berpengaruh positif seperti lingkungan pengasuhan yang penuh kasih sayang, sekolah yang aman, dan interaksi positif dengan teman sebaya.

Berikut sejumlah temuan data tentang anak muda di Indonesia yang tercakup dalam laporan State of the World Children:

  • Hampir satu dari tiga anak muda di Indonesia (29 persen) dilaporkan sering merasa tertekan atau memiliki sedikit minat dalam melakukan sesuatu, menurut survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup di 21 negara pada paruh pertama tahun 2021.
  • Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program bantuan tunai bersyarat telah mengurangi angka bunuh diri sebesar 18 persen di Indonesia.

BACA JUGA: Seminar Membangun Kecerdasan Emosional Anak.

Bagaimana Cara Tes Kesehatan Mental

Perhatikan bahwa ada jarak atau rentang tertentu dari yang namanya mengalami gejala dengan sudah terdiagnosis mengalami penyakit kejiwaan. Jadi harus berhati-hati dalam melakukan asesmen. Dan hasilnya harus dikonsultasikan dengan ahlinya.

Jangan self-diagnose sendiri seperti yang dilakukan beberapa orang pasca menonton film Joker, hehehe.

Ada beberapa tes yang bisa dilakukan:

  • https://pijarpsikologi.org/tes-kesehatan-mental
  • https://satupersen.net/quiz/tes-sehat-mental
  • https://www.ibunda.id/tespsikologi/tes-kesehatan-mental-online

BACA JUGA: Quarter Life Crisis

Referensi:

One comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.