Dulu, saya business analyst di sebuah consulting firm.
Sekarang, “naik kelas” jadi business analyst di IT System Integrator.
Namanya juga analyst, kudu jago meng-analisis. Itu adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki dan terus-menerus dikembangkan.
Daftar Isi
Di Consulting vs di Information Technology.
Dulu saya bagian grinding alias menghancurkan ‘batu-batu’ besar menjadi ‘kerikil-kerikil’ yang lebih bisa dipakai. Apa saja rupa-rupa kerikilnya? Bisa artikel, proposal, laporan, pitch deck, dan sebagainya. Yang presentasi ya si principal consultant-nya, hehe.
Baca Juga: Remembering My Time in Consulting.
Kalau sekarang, perannya lebih ke ‘bridging‘ kebutuhan pelanggan (client requirement) ke teman-teman programmer. Jadi mesti paham dua sisi: sisi klien maupun sisi teknologi yang di-handle oleh rekan-rekan teknis. Needs and wants-nya klien semakin bervariasi dari waktu ke waktu, di sisi lain, kemajuan teknologi tidak ada henti-hentinya. Keduanya mesti bisa kita monitor an ikuti terus perkembangannya.
Seperti pernah saya bilang di Design System, tugas business analyst itu mendesain interface yang memenuhi fungsionalitas untuk klien, sekaligus do-able dari sisi teknologi yang digunakan oleh rekan-rekan developer.
Dulu, kliennya fungsi-fungsi terkait marketing and sales. Yaitu sales itu sendiri, brand, customer, marketing, dll. Layanannya berupa introduction to newly market segment, strategic branding, training to salesman and sales manager, etc.
Sekarang, kliennya masih lebih banyak dari pemerintahan. Jadi antara melayani kebutuhan orang internal atau memenuhi kebutuhan masyarakat luas akan layanan dari pemerintah. Namanya System Integrator, ya mengintegrasikan sistem-sistem baik baru maupun lama yang dimiliki oleh para klien.
Business Analyst yang lain.
Apa ada jenis business analyst yang lain? Ada. Misalnya yang dedicated bekerja untuk CEO. Perannya mirip asisten pribadi khusus di bidang pekerjaan si pak bos. Di antaranya menyiapkan slide presentasi dan ikut mengatur prioritas meeting bos. Pendeknya, dia adalah think tank-nya si bos. Tentunya BA yang bersangkutan juga wajib bisa mencari dan mengolah data-data perusahaan untuk keperluan meeting dan presentasi si direktur utama.
Baca Juga: Data Analyst vs Business Analyst.
Prospek Karir
Semua orang butuh label pekerjaan, saya kira. Tapi tidak semua label yang berupa tangga karir tersebut, untuk semua orang.
Di company yang banyak project dengan klien, seorang BA pastinya bisa naik menjadi team leader dari para BA tersebut.
Kalau punya kemampuan komunikasi yang mumpuni, seorang BA bisa saja naik menjadi project manager (PM). Tidak punya bawahan langsung secara struktural, tapi memimpin beberapa orang anggota tim proyek. Dulu saya karena timnya kecil, meski berstatus sebagai BA, tapi peran PM juga dilakukan oleh saya, hehehe.
[…] mendesain setiap komponen, saya di tim business analyst sangat memperhatikan aspek fungsionalitas sekaligus aspek teknikal yang menyertainya. Aspek […]
[…] banget dengan business analyst di kantor konsultan atau di IT company yang lebih banyak berkutat dengan diagram-diagram. Baik […]