Brand activation sering disalahpahami atau dikira sama dengan strategi marketing dan branding lainnya. Seringkali disalahpahami pada sisi keterlibatan customer-nya. Untuk memperjelas apa yang bukan brand activation, perhatikan poin-poin berikut:
Daftar Isi
Bukan Iklan Tradisional
Brand activation berbeda dari metode iklan tradisional seperti iklan TV, billboard, atau iklan cetak. Jika iklan tradisional berfokus pada penyebaran kesadaran melalui komunikasi satu arah, brand activation menekankan keterlibatan interaktif customer, pengalaman sendiri oleh customer, maupun komunikasi dua arah dengan customer.
Bukan Brand Marketing yang Berkelanjutan
Tidak seperti brand promotion, yang melibatkan upaya terus-menerus untuk mempromosikan identitas dan nilai merek dalam jangka panjang, brand activation biasanya berupa acara atau kampanye satu kali yang dirancang untuk menciptakan pengalaman berkesan dan mendorong keterlibatan langsung.
Bukan Pendekatan Generik atau Tidak Direspon Pasif
Brand activation bukanlah sesuatu yang pasif; ini membutuhkan partisipasi aktif baik dari merek maupun customernya. Selain itu, brand activation tidak bersifat generik—strateginya unik dan kreatif, disesuaikan dengan target customer untuk menciptakan koneksi emosional.
Bukan Sekadar “Gimmick”
Meskipun mungkin melibatkan elemen inovatif atau mengejutkan, brand activation bukan hanya sekadar trik marketing. Aktivasi merek memiliki tujuan strategis seperti mendorong customer untuk do something (hence, namanya activate), meningkatkan brand awareness, dan membangun loyalitas customer.
Bukan Hanya Digital Channel
Walaupun alat digital dapat menjadi bagian dari strategi brand activation (misalnya kampanye media sosial), ini tidak terbatas pada platform digital saja. Brand activation sering mencakup pengalaman langsung seperti toko pop-up, sampling produk, atau event.
Contoh Activation
Di era digital ini, activation bisa berupa apa? Online event yang menghadirkan narasumber yang kompeten. Misalnya, pengajar atau peneliti atau seseorang yang ahli di bidangnya yang diamplifikasi pula oleh influencer. Online event tidak ada bedanya dengan offline event, sama-sama berusaha meng-aktivasi customer untuk do something collaboratively dengan brand yang dimaksud.
Contoh lain adalah ajakan untuk berkampanye secara digital dengan hashtag maupun pesan tertentu. Tentu yang diharapkan adalah kesukarelaannya customer, namun untuk lebih nge-boost kampanye activation ini, bisa juga mengiming-imingi customer dengan hadiah tertentu.
Sementara untuk offline activation, yang biasa dilakukan adalah membagikan sampling product, pop-up stores, maupun live events. Supaya message-nya lebih spread out, maka sebelum maupun sesudah activation baiknya diadakan traditional advertising, press release, pelibatan influencer (termasuk blogger), dan lain sebagainya.
Kesimpulannya, brand activation adalah upaya terfokus untuk “menghidupkan” sebuah brand melalui pengalaman interaktif dan berkesan yang melibatkan konsumen secara langsung. Ini berbeda dari strategi marketing yang lebih umum karena menekankan pada penciptaan momen yang berdampak pa customer daripada sekedar membangun awareness.