Bersikap Baik di Komunitas

Anggota komunitas, apalagi di era digital seperti sekarang, punya latar belakang yang berbeda-beda. Menghindar percekcokan, bisa dimulai dengan bersikap baik kepada siapa saja di dalam komunitas tersebut.

Kita mengikuti komunitas kan tujuannya baik ya. Misalnya, biar ada partner, supaya saling menyemangati, saling berbagi wawasan, dan bisa sama-sama bertumbuh.

Ayo join komunitas blogger 1minggu1cerita. Satu-satunya komunitas blogger tersantai yang pernah ada. Ini bukan testimoni saya, ya. Melainkan dari rekan-rekan yang sudah masuk dan keluar ke berbagai komunitas blog, ya.

Sebagai suatu ekstrakurikuler di luar rumah dan di luar pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, inginnya ‘kan join komunitas supaya bahagia (happy) ya. Masalahnya, adakalanya komunitas malah mendatangkan masalah-masalah baru.

Berikut ini kita ulas beberapa masalah yang mungkin terjadi dari berkumpul dan berbuat sesuatu dengan hingga ratusan orang:

  • Kepemimpinan yang ‘tidak jelas’. Saya beri tanda kutip karena para pemimpinnya memang gak boleh directive terhadap para anggota. Sifat kepemimpinan di komunitas kan memang partisipatif, ya. Lebih mengajak; tidak memerintah.
  • Tidak setiap orang bisa diajak ke ‘tempat’ yang lebih tinggi. Nyatanya, ekspektasi tiap anggota tuh berbeda-beda. Sebagai bagian dari mengelola ekspektasi, para pendiri/pengelola/admin sebaiknya buat aturan tertulis yang bisa dibaca anggota baru. Kalau anggota lama kan sudah pintar membaca situasi.
  • Ketersinggungan. Kemungkinan terjadinya ini menuntut kita untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi. Apa yang bagi orang lain biasa saja, bisa jadi dianggap menyinggung orang lain, lho. Ini yang kita sebut dengan ‘baper’. However, sebaiknya kita tidak menyepelekan perasaan orang lain, ya.
  • Apalagi di era digital seperti sekarang. Komunitas tuh tidak melulu online-offline. Banyak pula yang daring-nya saja. Sehingga para member berasal dari Indonesia paling timur maupun barat. Belum lagi berbagai daerah lain yang notabene cara berbahasanya berbeda-beda. Tidak heran, di 1m1c kita pakai ‘kak’, demi menghindari salah jenis kelamin dan salah umur. Selain itu, kita biasakan memakai singkatan yang wajar-wajar saja dan memang bisa diterima oleh warga komunitas tersebut. Yang penting, enggak bawa singkatan yang aneh-aneh.
  • Silang pendapat. Bauran antara ‘maju bersama’ dengan ‘masing-masing punya harapan’ rawan memunculkan silang pendapat. Yang satu ingin mengajak para member ke arah mana, sementara tiap orang juga sudah bawa target masing-masing di awal bergabung ke komunitas.

Potensi masalah memang tidak banyak ya di komunitas. Biasanya ya itu-itu aja problemnya. Sebagaimana disebutkan di atas. Sekarang, tinggal kita saja yang harus tahu cara mainnya. Bagaimana mencegah timbulnya konflik, sehingga berkomunitas akan semakin asyik 🙂

Punya pengalaman unik dengan komunitas kamu? Boleh banget dibagikan di kolom komentar, ya!

4 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  1. sama kayak temen temen diatas, kalau lagi rajin dan sempet pasti aku komen komen juga. Tapi kalau ga sempet, palingan cuman dibaca sekilas atau bahasa lainnya lebih banyak jadi silent reader