Bincang Profesi: UX Writer

Bagaimana UX Writer sebagai posisi yang relatif baru di dunia digital dan sangat menarik untuk dipelajari, dieksplorasi, dan digeluti.

Lagi ingin membahas soal profesi UX Writer.

Bagaimana UX Writer sebagai posisi yang relatif baru di dunia digital dan sangat menarik untuk dipelajari, dieksplorasi, dan digeluti.
Bagaimana UX Writer sebagai posisi yang relatif baru di dunia digital dan sangat menarik untuk dipelajari, dieksplorasi, dan bahkan digeluti.

Saya menjalani profesi ini tidak sepenuhnya ya. Ini salah satu peran (role) saya di dalam title ‘Technical Writer’. Namun, jika kamu ingin tahu, ada sedikit yang bisa saya bagikan soal ini.

Pertama, ini tidak ubahnya dengan desainer ya. Kalau system designer merancang flow, experience, atau journey, nah posisi yang sedang kita bahas ini menyelami hal yang sama.

Supaya tidak subjektif, para desainer tersebut perlu mendekatinya (to approach) secara objektif dengan metode maupun tools riset tertentu.

Desainer wajib menjauhkan diri dari preferensi pribadi dan menambah referensi sebanyak-banyaknya. Sehingga bisa menyediakan beberapa alternatif teks untuk dipilih oleh anggota tim Product Management.

Dengan menggunakan tools seperti user flow, user journey, dan lain-lain, maka seorang UX Writer bekerja menyempurnakan teks yang mengiringi visual yang lebih dulu ada. Menyempurnakan bisa jadi memberikan sentuhan emosional, bisa juga menggantinya dengan kata yang lebih tepat secara fungsional.

Sekilas, apa-apa yang dikerjakan oleh UX Writer tampak receh. Padahal, di luar memberikan teks atas visual yang ada, UX Writer juga harus melakukan ‘penyeragaman’ terhadap semua kata-kata yang dia rilis.

Penyeragaman maksudnya adalah microcopy tersebut berasal dari satu sistem yang sama. Tujuannya supaya konsisten dan seakan-akan diucapkan oleh persona yang sama.

Deliverable dari penyeragaman tersebut bernama styleguide.

Tugas-Tugas Lain

Hal ini kemudian membawa kita ke tugas-tugas lain dari seorang UX Writer. Yaitu terlibat dalam pengembangan brand persona dan mengimplementasikan brand persona tersebut ke modul-modul dari produk digital tempat dia bekerja.

Sehingga, secara singkat, kurang lebih ada 4 tugas yang dilakukan oleh seorang UX Writer:

  • Terlibat dalam pengembangan brand persona
  • Melakukan ‘translasi’ berupa apa dan bagaimana brand tersebut mengkomunikasikan sesuatu
  • Terlibat dalam pengembangan user journey
  • Merancang kata-kata pemandu agar user dapat menggunakan produk dengan lebih mudah

Pasar untuk profesi ini sebenarnya tidak terlalu luas ya. Masih lebih besar pasar untuk programmer (developer) ataupun visual/UI designer.

Perangkat digital sebagai alat bantunya juga tidak banyak, dengan fitur-fitur yang sedikit. Bahkan cenderung sama dengan yang digunakan oleh para desainer.

Jadi, variasi pekerjaan maupun dinamika karirnya akan begitu-gitu saja. Kali lain, saya akan sharing soal bagaimana membuat karir kita sebagai penulis menjadi lebih bervariasi.

Nah, kalau kamu ada pertanyaan soal profesi ini, silakan share di kolom komentar, ya 🙂

BACA JUGA: Perbedaan Content Writing, Copywriting, dan Content Strategy.

LIHAT JUGA: UX Writer di Era Digital

2 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.