Tulisan ini ditujukan untuk para ortu yang wondering pada sekolah muhammadiyah yang cabangnya banyak itu: apakah keunggulan grup institusi pendidikan ini? dan apa yang menjadi kesamaan di antara semuanya?
Common logic-nya adalah: memakai brand name yang sama, maka setidaknya memberikan promise yang sama dan ada QC terhadap delivery-nya.
Saya melakukan riset dan menuangkan ke dalam tulisan ini setelah menemukan fakta bahwa sekolah-sekolah swasta yang direkomendasikan di Surabaya, Banjarmasin dan Pontianak adalah sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Melalui tulisan ini, mari kita lihat persepsi terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah saat ini dan strategi yang pernah dicanangkan di bidang pendidikan.
Daftar Isi
Situasi Persepsi terhadap Sekolah Muhammadiyah Saat Ini
Ada kota-kota di mana masyarakatnya pemahaman terhadap organisasi Muhammadiyah tidak setinggi kota-kota lain. Padahal Muhammadiyah adalah organisasi besar dan cukup tua (dilahirkan pada 18 November 1912) di negeri ini. Kurangnya pengenalan terhadap organisasi Muhammadiyah tersebut rupanya berdampak pada kurangnya kepercayaan oleh para orang tua terhadap institusi pendidikan, yaitu sekolah-sekolah Muhammadiyah. Hal ini juga berdampak pada pengembangan sekolah Muhammadiyah di daerah tersebut dikarenakan adanya perbedaan pendapat masyarakat.
Situasi tersebut tidak sepenuhnya sama. Ada kota-kota di mana kalangan orang tua muslim kelas menengah yang mengalami tren pergeseran pilihan pendidikan (4). Dari yang sebelumnya memilih sekolah umum (baik negeri maupun swasta tanpa muatan agama) menjadi lebih memilih sekolah-sekolah berbasis keislaman seperti Muhammadiyah maupun Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang lain.
Mereka menilai sekolah Muhammadiyah mampu memberikan pendidikan dengan dasar keislaman yang kuat sekaligus kualitas akademik yang baik.
Tiga Strategi Muhammadiyah dalam Membangun Sekolah Unggul
Dalam suatu kesempatan, ketua PP Muhammadiyah menyampaikan tiga strategi berikut ini dalam pembangunan sekolah-sekolah unggul versi Muhammadiyah (2):
1. Peningkatan Standar Infrastruktur, SDM dan Kurikulum
Muhammadiyah berupaya meningkatkan standar tinggi dalam setiap aspek sekolah, mulai dari sarana, tenaga pendidikan, hingga kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).
Diskusi dengan rekan Hanif Rasyidi, “Beberapa sekolah muhammadiyah cukup “above and beyond” dalam mengembangkan metode pendidikannya. SMP muhammadiyah 2 Malang memiliki jurusan bahasa dan teknologi. Guru SD muhammadiyah 4 Malang juga mempelajari pola kurikulum cambridge. Ada pula sekolah muhammadiyah di Surabaya yang siswanya sering mengikuti lomba hingga tingkat internasional.”
Mayoritas siswa dan guru di muhammadiyah memiliki sopan santun dalam taraf yang cukup.
Poin lain adalah sekolah Muhammadiyah –seharusnya– bebas asap rokok. Mengingat tarjih Muhammadiyah bahwa rokok itu haram.
2. Pengembangan Metode Belajar dan Penggunaan Teknologi
Selain itu, sekolah Muhammadiyah terus mengembangkan metode pembelajaran inovatif dan memanfaatkan teknologi agar dapat bersaing dengan sekolah lain.
Beberapa sekolah Muhammadiyah, seperti SD Muhammadiyah 1 Sedati Sidoarjo, mengembangkan program kerja sama internasional untuk meningkatkan citra sekolah. Program ini meliputi outing class, presentasi ilmiah, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta adopsi praktik dari sekolah mitra internasional.
3. Membangun Kultur Sekolah Positif
Sekolah Muhammadiyah menekankan pembentukan kultur sekolah yang positif, yang mendukung pembentukan karakter siswa sesuai nilai-nilai Islam. Hal ini diharapkan dapat memperkuat citra sekolah Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter.
Tetap dengan Segmentasi dan Beasiswa
Yang berikut ini bukan termasuk strategi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan (sekolah). Namun, kebijakan pemerintah yang fokus memberikan pendidikan gratis untuk kalangan menengah ke bawah telah mengubah peta persaingan (3). Sekarang pemerintah telah mengadopsi semangat teologi Al-Ma’un Muhammadiyah yaitu dengan memberikan layanan pendidikan gratis bagi mereka yang kurang mampu.
Dalam kondisi ini, sekolah Muhammadiyah yang masih berfokus pada segmen tersebut akan sulit bersaing, terutama karena siswa yang tidak mampu secara akademik atau ekonomi kini dapat diterima di sekolah negeri melalui kebijakan zonasi.
Ada baiknya Muhammadiyah mulai menargetkan segmen pasar baru, yaitu pendidikan berkualitas untuk kelas menengah atas, dengan menyediakan sekolah berstandar tinggi, fasilitas modern, dan pengajar berkualitas. Namun, semangat Al-Ma’un tetap dijaga dengan pemberian beasiswa kepada siswa tidak mampu, sehingga anak-anak dari keluarga prasejahtera tetap bisa mendapat pendidikan terbaik tanpa merasa terpinggirkan.
Dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah sangat beragam, tergantung pada kelompok masyarakat dan wilayahnya. Secara umum, persepsi positif muncul dari kalangan internal (siswa) dan kelas menengah muslim yang mengapresiasi integrasi nilai keislaman dan kualitas pendidikan.
Namun, tantangan masih ada dalam membangun kepercayaan masyarakat luas, terutama di daerah yang belum memahami peran Muhammadiyah secara utuh.
Citations:
- http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/12765/SKRIPSI%20AMEL.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- https://umbandung.ac.id/kabar_umbdg/berita/tiga-strategi-membangun-sekolah-muhammadiyah-yang-unggul-dan-menarik
- https://pwmjateng.com/strategi-baru-muhammadiyah-dalam-membangun-pendidikan-kesehatan-dan-ekonomi/
- https://eprints.ums.ac.id/60384/16/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
- https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Pro/article/view/4885
[…] Lihat juga: Mengapa Bersekolah di Muhammadiyah? […]
[…] Muhammadiyah 4 ini satu-satunya yang terakreditasi A di kecamatan Samarinda Utara. SD ini beralamat di Jl. KH. […]