Belajar dari Pengalaman Career Switch Orang Lain

Bagaimana bisa career switch, jika latar belakang pendidikan tidak cocok, atau tidak ada pengalaman bekerja di bidang tersebut?

Yuk kita simak beberapa contoh career switch berikut:

  • Dari sales jasa pariwisata ke Project Manager
  • Dari tukang gulung kabel –> belajar Bahasa Jepang –> kerja di perusahaan Jepang cabang Indonesia
  • Lulusan Informatika –> Fotografer –> Sales softlens –> GM perusahaan web developer –> Sales asuransi
  • Copy writer –> Sales
  • Guru –> Copywriter, dlsb.

Alasan Seseorang Melakukan Career Switching

Beberapa alasan utama seseorang melakukan career switching antara lain:

  • Mengikuti Minat/Passion/Ikigai yang Baru: Banyak orang merasa tidak cocok di bidang yang digeluti dan ingin mengejar passion atau sesuatu yang lebih bermakna bagi dirinya. Kalau ditelusuri dari pendidikan di masa lalu, di antara sebabnya adalah karena salah memilih jurusan – simply karena belum tahu mau berkarya di bidang apa.
  • Ketidakpuasan (dissatisfaction) dengan Pekerjaan/Industri Saat Ini: Kurangnya peluang pengembangan, lingkungan kerja yang buruk, atau kebosanan juga menjadi alasan kuat untuk berpindah karir. Khawatir terhadap safe and secure-nya suatu bidang pekerjaan juga melatarbelakangi keinginan untuk career switch.
  • Perubahan Kebutuhan Pribadi atau Kondisi Hidup: Misalnya karena kebutuhan keluarga, kesehatan, relokasi, atau perubahan prioritas hidup. Ada ayah-ayah yang memilih career switch supaya bisa melihat dan mendampingi tumbuh kembang si anak menjadi pribadi dewasa.
  • Mencari Lingkungan Kerja atau Kepemimpinan Baru: Ada yang ingin pindah karena ingin bekerja di bawah kepemimpinan yang lebih baik atau budaya perusahaan yang lebih positif.
  • Perubahan Industri dan Pergeseran Ekonomi: Perkembangan teknologi (contoh: artificial intelligence), otomatisasi, dan perubahan kebutuhan pasar kerja menyebabkan beberapa profesi menurun sementara profesi baru bermunculan. Hal ini memaksa atau mendorong banyak orang untuk beradaptasi dengan beralih karir.

Meningkatkan Penghasilan dan Benefit

Faktor finansial adalah pendorong terbesar. Banyak profesional berpindah karir demi gaji lebih tinggi, benefit lebih baik, dan kestabilan keuangan yang lebih baik. Ada masanya para pekerja di industri oil and gas (OnG) berpindah secara massive ke startups karena faktor compensation & benefit.

Work-Life Balance yang Lebih Baik

Tekanan kerja, jam kerja panjang, atau kurangnya waktu untuk diri sendiri dan keluarga mendorong orang mencari karir yang lebih fleksibel dan seimbang.

Ada yang sebelumnya menghabiskan hingga 4 jam sehari untuk commute ke dan dari tempat kerja. Therefore, mereka mencari jenis pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote atau setidaknya, bisa lebih fleksibel. Semisal 3-4 hari WFO dalam sepekan, yang umumnya disebut hybrid work arrangement.

Ego Individu vs. Pergeseran Industri

Memang benar, egoisme pribadi seperti keinginan untuk status, pengakuan, atau sekadar mengejar gaji lebih tinggi sering menjadi motivasi. Banyak orang terdorong oleh keinginan untuk terlihat sukses atau mendapatkan jabatan bergengsi, meski belum tentu sesuai dengan passion atau kebutuhan jangka panjang mereka.

Namun, perspektif yang lebih luas juga sangat penting. Pergeseran industri (misal: digitalisasi, otomatisasi, perbedaan antar generasi) memaksa banyak pekerja untuk beradaptasi – dengan switch career. Karena pergeseran industri menyebabkan beberapa pekerjaan tidak lagi safe and secure.

Generasi muda (Gen Z dan Milenial) sebagai suplai tenaga kerja juga cenderung lebih fleksibel dan menuntut makna serta keseimbangan dalam karir, bukan sekadar status atau gaji. Ini merupakan tantangan di sisi employer.

Pengurangan Pekerjaan Rutin dan Manual

Otomatisasi dan AI menggantikan pekerjaan yang bersifat repetitif dan rutin, seperti pemrosesan data, tugas administrasi sederhana, dan pekerjaan manual di sektor manufaktur. Hal ini menyebabkan berkurangnya kebutuhan tenaga kerja di posisi-posisi tersebut, sehingga meningkatkan risiko pengangguran bagi pekerja yang keterampilannya tidak relevan dengan teknologi baru

Outsourcing

Outsourcing mencapai level tertinggi terbaru dalam sejarahnya. Tidak hanya pekerjaan seperti telemarketing, customer service, cleaning, dll ternyata pekerjaan-pekerjaan terkait information technology (IT) juga sekarang dilepas oleh perusahaan ke perusahaan-perusahaan outsourcing. Satu sisi, company ingin memfokuskan sumber dayanya ke core business mereka. Sisi lain, ini peluang untuk perusahaan alih daya.

Strategi dan Tips Career Switching

Strategi dan tips bagi profesional yang ingin berpindah bidang karir meliputi:

  • Self-assessment: Kenali motivasi, nilai, dan keterampilan yang dimiliki. Pahami apa yang diinginkan dari karir baru dan apa yang bisa ditawarkan.
  • Networking: Bangun jaringan di industri baru, baik melalui media sosial profesional (LinkedIn), komunitas, atau acara industri. Banyak peluang karir datang dari relasi.
  • Mulai dari Bawah: Bersiaplah untuk memulai dari posisi yang lebih rendah atau bahkan dari nol demi mendapatkan pengalaman di bidang baru.
  • Update CV dan Personal Branding: Sesuaikan CV, portofolio, dan profil online untuk menonjolkan transferable skills yang relevan dengan bidang baru. Portfolio tidak harus dari proyek yang ada kliennya; bisa juga bikin case study sendiri.
  • Cari Mentor: Temukan mentor atau role model di bidang baru untuk mendapatkan insight dan bimbingan. Di antaranya dengan mencari dan membayang-bayangi (to shadow) thought leader di blog atau social media.
  • Uji Coba Secara Bertahap: Jika memungkinkan, lakukan transisi secara bertahap, misal dengan freelance, volunteering, atau part-time sebelum benar-benar pindah penuh waktu. Ada yang mengatakan, jika income lewat freelance sudah sama dengan pekerjaan full-time, maka sudah waktunya memprioritaskan yang freelance.

Riset Sendiri dan Belajar dari Luar

Pelajari bidang baru yang ingin dimasuki, termasuk skill yang dibutuhkan dan tren industrinya. Jika perlu, ambil kursus atau sertifikasi tambahan. Di sini, mengambil bootcamp bisa berdampak pada karir.

Rise of Gig Economy

Gig economy itu ekonominya para freelance itu. Dari sisi supply tidak membutuhkan kepastian atau keamanan pekerjaan. Dari sisi demand, ingin mengurangi beban usaha seperti BPJS dan kewajiban-kewajiban lainnya.

As you may be aware, they only fill temporary roles or hold part-time jobs critical to day-to-day operations.

Tantangan Career Switch

Tantangan utama yang sering dihadapi:

  • Ketakutan akan ketidakpastian dan kegagalan.
  • Kesenjangan keterampilan (skill gap) dengan bidang baru.
  • Penurunan penghasilan sementara waktu.
  • Kurangnya pengalaman atau portofolio di bidang baru.
  • Tantangan mental seperti ego, tekanan sosial, dan rasa tidak percaya diri.

Ini ada simpulan yang baik mengenai switch career.

Meskipun career switching kini menjadi fenomena umum, yang didorong oleh kombinasi motivasi pribadi (finansial, passion/ikigai, work-life balance) dan pergeseran-pergeseran di dalam industri, namun sukses dalam career switching membutuhkan perencanaan-antisipasi yang matang, pengembangan skill baru, networking, serta kesiapan menghadapi ketidakpastian di awal proses transisi.

Berikut ini simpulan yang lain dari HRD Bacot.

Citations:

  1. https://www.thehumancapitalhub.com/articles/switching-careers-what-you-doto-know
  2. https://ivyexec.com/career-advice/2025/why-70-of-professionals-are-considering-a-career-change-should-you
  3. https://www.cvwizard.com/en/articles/the-great-career-shift-for-gen-z-millennials
  4. https://www.techedt.com/how-you-can-switch-careers
  5. https://www.highspeedtraining.co.uk/hub/how-to-switch-careers/
  6. https://www.frontlinesourcegroup.com/blog-5-career-change-interview-topics.html
  7. https://www.shiksha.com/online-courses/articles/reasons-for-job-change-discussing-the-abc/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.