- Mengingat Kembali Eksperimen Menulis Buku dari Blog
- Orphaned Content dalam WordPress
- Kaleidoskop Writing Gue di 2022
- Tiga Jenis Artikel yang Harus Ada di Blog Kamu
- Finding Your Writing Voice
- Tips Mengembangkan Fashion Blog Seperti Sonia Eryka, Olivia Lazuardy, dan Diana Rikasari
- Dua Tipe Penulis. Kamu Tipe yang Mana?
- Effective Proofreading
- Tulis Judul atau Konten Duluan?
- How to treat writer’s block
- Apa Saja Pertanyaan Tentang Blog yang Sering Ditanyakan?
- Cara Menjadi Blogger Profesional dan Menjadi Bos Diri Sendiri
- Why Join Community
- 6 cara konsisten nge-blog

Orphaned content ini penting, karena robotnya Google kan bekerja dengan merayap dari satu artikel ke artikel lain melalui hyperlink yang kita sediakan.
Di sisi lain, kita juga memberikan konteks kepada pembaca, baik sebagai referensi maupun contoh dari apa yang sedang kita bahas.
Misalkan saya sedang membahas soal kecerdasan emosional dari kacamata mental health. Nah, bisa tuh saya hyperlink ke tag-nya mental health.
Tidak hanya untuk Google, tapi juga untuk para pembaca. Supaya para pembaca mau membaca tulisan-tulisan saya dengan tag mental health. Minimal, mereka mau melihat ada judul-judul apa saja.
Dengan memiliki tag, ini juga mendorong kita untuk membuat tambahan tulisan terkait dengan tag tersebut. Supaya, tag tersebut tidak hanya memiliki satu artikel saja. Hitung-hitung, supaya artikelnya tambah banyak dan memiliki relasi (baik content maupun hyperlink) dengan artikel lainnya.
Berikut ini tag yang saya punya, tersusun dalam bentuk Tag Cloud (mirip awan karena besar-kecilnya dipengaruhi jumlahnya).
anak kembarartificial intelligencebalikpapanbrandingbusiness analystcopywritingcovid-19digital citizenshipdigital marketingfamily tipsfinancial planningfreelance marketingfreelance tipsGen Zhiburanhomeschoolinginstagramintrovertkarirkartinilanjut kuliahliterasimental healthmillennialmobilopinipariwisatapengalamanpindah kerjapositioningproductivity hackpublic relationsramadhanremote workingreview bisnisreview bukurumahscript writingsekolahSEOsite analyticssocial mediastorytellingtips bloggingwordpress
Logika yang sama berlaku tidak hanya untuk tag, tetapi juga categories. Bedanya di ruang lingkup (scope)-nya saja. Categories itu scope-nya lebih luas daripada tag.
Ini contoh categories dari saya.
- Advertorial
- Bisnis Online
- Blogging
- Digital Marketing
- Fathering
- Fiksi
- Freelance
- Journal
- Marriage
- Pilihan Karir
- Sales Management
- Strategic Marketing
- Teknologi
Saya pernah punya Tag karir, yang seiring dengan berkembangnya tag tersebut, saya perluas scope-nya menjadi Categories.
Baca Juga: New Categories Unlocked: Karir.
[…] Baca Juga: Orphaned Content dalam WordPress. […]