Orphaned Content dalam WordPress

Berikut ini screenshot tentang Orphaned Content di dalam engine WP. Pilih tab dalam kotak merah untuk tahu artikel mana saja yang tidak 'di-mention' sama sekali.
Post ini adalah nomor 2 dari 14 dalam serial Tips Blogging

Orphaned content adalah content yang belum pernah ‘disebut’ oleh content yang lain. Alias, tidak ada satupun artikel content yang memberikan hyperlink menuju artikel yang ‘tidak punya orang tua’ ini.

Orphaned content ini penting, karena robotnya Google kan bekerja dengan merayap dari satu artikel ke artikel lain melalui hyperlink yang kita sediakan.

Di sisi lain, kita juga memberikan konteks kepada pembaca, baik sebagai referensi maupun contoh dari apa yang sedang kita bahas.

Misalkan saya sedang membahas soal kecerdasan emosional dari kacamata mental health. Nah, bisa tuh saya hyperlink ke tag-nya mental health.

Tidak hanya untuk Google, tapi juga untuk para pembaca. Supaya para pembaca mau membaca tulisan-tulisan saya dengan tag mental health. Minimal, mereka mau melihat ada judul-judul apa saja.

Dengan memiliki tag, ini juga mendorong kita untuk membuat tambahan tulisan terkait dengan tag tersebut. Supaya, tag tersebut tidak hanya memiliki satu artikel saja. Hitung-hitung, supaya artikelnya tambah banyak dan memiliki relasi (baik content maupun hyperlink) dengan artikel lainnya.

Berikut ini tag yang saya punya, tersusun dalam bentuk Tag Cloud (mirip awan karena besar-kecilnya dipengaruhi jumlahnya).

anak kembarartificial intelligencebalikpapanbrandingbusiness analystcopywritingcovid-19digital citizenshipdigital marketingfamily tipsfinancial planningfreelance marketingfreelance tipsGen Zhiburanhomeschoolinginstagramintrovertkarirkartinilanjut kuliahliterasimental healthmillennialmobilopinipariwisatapengalamanpindah kerjapositioningproductivity hackpublic relationsramadhanremote workingreview bisnisreview bukurumahscript writingsekolahSEOsite analyticssocial mediastorytellingtips bloggingwordpress

Logika yang sama berlaku tidak hanya untuk tag, tetapi juga categories. Bedanya di ruang lingkup (scope)-nya saja. Categories itu scope-nya lebih luas daripada tag.

Ini contoh categories dari saya.

Saya pernah punya Tag karir, yang seiring dengan berkembangnya tag tersebut, saya perluas scope-nya menjadi Categories.

Baca Juga: New Categories Unlocked: Karir.

Series Navigation<< Mengingat Kembali Eksperimen Menulis Buku dari BlogKaleidoskop Writing Gue di 2022 >>

One comment

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Exit mobile version