Evolusi Minat Anak

Kesukaan anak-anak pada sesuatu itu berevolusi terus. Kita orang dewasa melihatnya kok enggak fokus ya. Apakah anak-anak memang alamiah seperti itu, ataukah kita orang dewasa yang terlampau serius menyikapi fenomena tersebut?

Sejauh ingatan saya, Anak Dua itu awalnya berminat pada Ultraman. Iya, Ultraman yang produksinya relatif lebih murah tetapi lebih populer daripada Kamen Rider itu. Dari mereka, aktifitasnya seputar ‘menirukan pertarungan’ dan menonton serialnya di YouTube.

Baca juga : Mitos dan Fakta Anak Kembar.

Lebih lanjut, ibunya pernah membelikan satu set kartu Ultraman. Yang abal-abal tentu saja, karena yang asli harganya tidak worth it untuk yang bukan pehobi seperti kami.

FYI, kartu-kartu ini rupanya diperuntukkan bermain game di console yang ada di mal-mal. Console tersebut juga ikut mengeluarkan kartu kalau berhasil menang. Pertanyaannya, ‘modal’ kartu untuk main di mal itu, dapatnya darimana? Ternyata produsernya Ultraman sudah punya ritel khusus yang menjual kartu tersebut juga. Hehehe. Jadi kita sudah tahu cara main bisnisnya ya 😀

Minat dan kesukaan pada Ultraman ini, seingat saya bukan yang terbaru. Setelah Ultraman, ada lagi kok yang mereka sukai. Yang baru bisa kami lakukan hanyalah sebatas ‘memfasilitasi’. Sekilas, terlihat ‘konsumtif’ dan belum jelas arah produktifnya ke mana. Namun, kami masih trial dan observasi terus.

Pada suatu titik, yang diminati tersebut memang tidak lagi bisa memberikan apa-apa lagi. Anak Dua jenuh dengan hobi tersebut – mereka gak pernah mengekspresikannya – dan kami baru menyadari kemudian ketika mereka sudah berpindah ke minat yang lain.

Timbul pertanyaan, “Apakah mereka tidak fokus? Mau jadi apa kalau berpindah-pindah terus?”

Ada masa di mana mereka ‘rajin’ menonton Sisi Terang atau Bright Side di YouTube. Suatu channel yang secara saintifik berusaha menjelaskan fenomena alam berikut dengan data faktanya. Pasca menonton, atau kapanpun mereka tiba-tiba teringat dengan data fakta yang disajikan sebelumnya, mereka menyampaikan ulang kepada kami. Berlanjut menjadi diskusi yang durasinya bisa sebentar atau lama. Berlaku sama dengan channel lain yang mereka tonton, semisal Dunia Binatang Liar.

Di antara hobi yang terus berevolusi tersebut, satu yang konsisten selama ini adalah mereka merefleksikan dan mengekspresikan di atas kertas gambar. Jumat adalah hari di mana masing-masing dari mereka mendapat satu eksmplar baru yang lembar demi lembarnya masih kosong: bersiap memulai petualangan imajiner yang baru.

Kenapa tiap Jumat? Karena kami cinta lingkungan. Menggunakan kertas berarti menebang pohon dan itu merusak daya dukung lingkungan. Bukan, itu alasan idealisnya saja. Hehehehe. Alasan pragmatisnya hanyalah high cost kalau frekuensinya lebih tinggi daripada itu.

Sekarang ini, mereka sedang getol menggeluti olahraga sepak bola dan catur. Main catur iya – kami membelikan papannya – tendang-tendang bola di halaman depan juga iya. Nonton pertandingan catur di YouTube juga dilakukan. Soal sepakbola, biasanya nonton highlight bareng saya. Mereka mulai tahu yang namanya Chelsea, Manchester City, N’golo Kante, dan lain sebagainya tentang sepakbola. Sebagaimana mereka mulai tahu Daniil Dubov, Ali Reza, dan para pecatur dunia lainnya.

minat anak
Catur: olahraga yang sedang diminati Anak Dua saat ini.

Sooner or later, ini mungkin akan berakhir ya. Evolusi minat melanjutkan tugasnya.

Dari saya selaku orang tua, saya masih belum tahu ini akan membawa kami ke mana. Apakah yang kami lakukan ini benar, dari perspektif teori maupun filosofi parenting?

Sebagai sebuah ‘petualangan’, pastinya kami akan melanjutkan dulu perjalanan ini. Sambil terus mengobservasi dan menemukan sesuatu yang baru untuk dipelajari. Ada kalanya kami akan berhenti untuk sejenak menikmati ‘hidangan’ yang disediakan. Bila sudah waktunya, kami akan bersiap-siap memulai petualangan yang baru.

Mudah-mudahan kami akan sampai juga di tujuan. Pada saatnya Anak Dua sudah dewasa, mereka sudah menemukan minat yang akan mereka tekuni dan menjadi produktif atas hobinya tersebut.

Demikian cerita saya. Barangkali kamu ada pengalaman serupa? Boleh dibagikan di kolom komentar, ya.

2 Comments

Leave a Reply Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  1. terkait minat anak, nampaknya minat anak pasti berubah tergantung apa yang dia lihat dan tonton. tapi dari apa yang sering dia lihat atau tonton sebetulnya mulai kelihatan juga minat anak cenderung ke mana. misal, anak pertama saya juga suka sekali nonton sisi terang dan channel diy. minatnya menonton channel iptek dan diy udah dimulai sejak usia 4 tahun sih, sejak itu dia hobi bikin mainan sendiri. termasuk ketika dia suka sekali dengan ultraman zero. dia bahkan bikin “alat berubah” sendiri pakai kardus bekas. saya rasa, dasar minatnya mulai kelihatan dan berkorelasi secara tidak langsung. anak yang lain juga saya yakin demikian prosesnya. seperti si bungsu yang gemar menonton channel adat, katakanlah karinding, kaulinan budak, bangbarongan, reak, leak sampai ogoh-ogoh. endingnya sama, dia buat kostum sendiri. sebagai orangtua ya tetap mendukung kesukaan dan minat hingga mereka bosan sendiri? hehehehe. tapi yang jelas sih, saya setuju dengan kakak. kesukaan mereka yang sering berubah terkadang menjadi pemandangan yang nikmat sebagai proses tumbuh kembang mereka.

Exit mobile version
Verified by MonsterInsights