Domain, CMS, dan Hosting

Pahami perbedaan domain, engine dan hosting. Supaya tidak bingung dan bisa mengoptimalkan ketiganya untuk blog atau website kamu.

Saya coba menuangkan ke dalam tulisan ini karena pertanyaan seputar Domain dan Hosting rupanya tidak ada habisnya di antara para blogger.

Dua analogi yang biasa dipakai:

  • Plat mobil dan mesin mobil
  • Kotak pos dan rumah

Sejauh pembahasan seputar WordPress dan Blogspot, kedua analogi tersebut tidak apa-apa dipakai.

Dengan domain dianalogikan seperti plat mobil atau kotak pos. Sedangkan hosting adalah mesin mobilnya, atau rumahnya.

Sebelum lanjut, kita wajib ketahui dua hal ini mengenai keduanya:

  • Di WP, ada wordpress.com (sebuah hosting) dan wordpress.org (sebuah engine). Ketika nge-host di wordpress.com, kita juga ditawarkan layanan untuk beli dan pasang domain, kok. Harga domainnya bagaimana? Sangat mahal dibanding kita beli di Indonesia.
  • Di blogspot, ada hosting dan engine-nya juga. Blogger nama engine-nya kalo gak salah.
  • Perbandingan WordPress (.org dan .com) dengan Blogger sudah dibahas kakak Reisha ya.

CMS

Ketika teman-teman blogger mulai menanyakan platform lain, katakanlah medium.com, atau Kompasiana, atau tumblr, di sinilah kita perlu mengenalkan “Engine”.

Engine atau disebut CMS (Content Management System) sebenarnya sudah ada sejak awal. Sesuai namanya, ini adalah aplikasi digital untuk mengelola (to manage) konten.

Berhubung CMS dan hosting di WP maupun Blogspot bisa dikatakan sudah menjadi satu, maka Engine ini kurang disebut dan dibahas. Padahal ya sudah ada sejak awal.

Sebagai pengguna WP, izinkan saya promosi WP ya.

Selain ada versi gratis, WordPress juga relatif murah; terutama bagi blogger. Dibandingkan dengan CMS yang banyak digunakan di pasar korporat, semisal: Sitefinity atau Sitecore.

WordPress juga relatif modular. Ibarat lego, dia terdiri dari building blocks kecil-kecil yang bisa dipasangkan dan disambungkan satu sama lain. Kekuatan dari merek WP adalah plugins yang mudah ditempel dan tinggal dikonfigurasi dengan sistem WP utamanya. Plugins ini banyak dari pihak ketiga. Yang tentu sudah mendalami kebutuhan para penggunanya.

Contoh adalah plugin Elementor. Plugin ini bisa digunakan untuk mendesain Landing Page. Yakni, suatu halaman tempat user “mendarat”.

Hosting

Terus hosting yang dianalogikan dengan mobil atau rumah ini apa?

Kalau sebelum zaman internet, kita menyimpan semua data di dalam hardisk di dalam personal computer (PC) kan? Di mana, kalau kita ingin memindahkan ke laptop/desktop lain, via flashdisk.

Nah di zaman internet yang serba terhubung, kita tidak perlu menjadikan PC kita sebagai komputer server (penyedia). PC kita sebagai pengguna saja. Siapa penyedianya? Ya jasa hosting tersebut.

Jadi, semua data konten kita, maupun CMS yang menjadi aplikasi digitalnya, disimpan di hosting tersebut. Biasanya para penyedia hosting menggunakan aplikasi CPanel (suatu portal digital) untuk memudahkan user bermanuver ke sana ke mari.

Contoh jasa hosting: niagahoster, idcloudhost, rumahweb, qwords, dan lain sebagainya.

Kalau mau berbaik hati membeli via affiliate saya dan mendukung blog ini, bisa ke link afiliasi ya.

Hosting Unlimited Indonesia

Penyedia jasa hosting, selalu menyediakan jasa domain juga. Belinya bisa jadi satu, bisa terpisah juga.

Ingin mempelajari lebih detail soal hosting? Bisa ke penasihat hosting aja.

Domain

Beberapa minggu lalu, saya tidak bisa transfer domain ke penyedia hosting yang berbeda, karena ternyata kalau mau pindah itu, setidaknya punya cadangan usia sebanyak 90 hari ke depan. Padahal, inginnya mempermudah pembayaran dengan membeli jasa domain+hosting di pedagang yang sama.

Akhirnya hosting sudah aktif setelah transfer, tetapi domainnya belum bisa ditransfer. Akhirnya perpanjang di tempat lama, deh. Supaya ikhwanalim.com-nya bisa diakses oleh teman-teman sekalian. Jadi, hosting dan domain saya saat ini, berasal dari penyedia yang berbeda.

FYI, biasanya kan sewa domain tuh setahun, ya.

Nah, domain yang sering dianalogikan dengan plat mobil atau kotak pos ini ibarat muka-nya suatu hosting. Sekaligus menjadi cara singkat untuk menuju si interface (antarmuka) yang namanya blog kita.

Kenapa cara singkat? Karena kalau ingat domain/URL-nya kan tinggal ketik aja di browser (peramban) fave kita. Dengan kata lain, domain juga untuk branding kita. Punya (dan memelihara) domain adalah bagian dari personal branding ya, tho?

Bagaimana implementasi domain sebagai personal branding? Saya kutip dari kakak Reisha lagi ya:

… dulu domain itu pilihannya dikit bgt, .com, .net, .org, .gov gt2, dan dulu tergantung peruntukan. Misal .com utk bisnis, .org utk organisasi.

.gov tuh hanya untuk situs pemerintah (yang tentu saja harus dibuktikan ke-pemerintah-annya ke si penyedia hosting). Domain .id divalidasi dengan no KTP. Untuk keperluan perusahaan, juga ada beberapa dokumen perusahaan yang diperlukan.

Tp skrg2 domain udah banyak bgt. .club .fun .design .site .blog, macam2 bgt.

Iya. Utk branding jg bs. Misal nih si budi designer. Bs aja dia bikin web portfolio budidesign.com, tp budi.design tampak lbh ok

Baca Juga: Mengapa Saya Merasa Perlu Memiliki Domain Berbayar.

Kesimpulan.

Cari domain, CMS dan hosting yang cocok relatif mudah, kok. Meski mungkin harus bermanuver ke berbagai jasa hosting dulu. Biasanya untuk cari yang lagi diskon, hehe. Gapapa. Manuvernya satu tahun sekali.

Di sisi lain, transfer hosting/domain juga engga susah-susah banget. Yang susah adalah konsisten “mengamankan” semua konten kita demi jaga-jaga kalau migrasi dari satu jasa hosting ke jasa hosting yang lain gagal berbuah keberhasilan.

Ada pengalaman lain perihal domain, engine atau hosting? Boleh banget dibagikan di kolom komentar.

Baca juga tulisan lain saya perihal Blogging ya. Terima kasih.

7 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.