Tidak ada DA dalam daftar di atas.
Akan tetapi, teman-teman blogger di komunitas, paling hobi mengukur pakai DA/PA. Somehow, saya kurang berminat memakai parameter tersebut. Kenyataannya, angka-angka tersebut lebih banyak diacu oleh blogger yang menjual sponsored content atau placement content. Ya karena para pemberi sponsor juga sudah jamak menggunakan DA/PA.
Kalau kita mengacu ke referensi Niagahoster, dapat disimpulkan bahwa DA/PA adalah parameter yang mendeskripsikan seberapa searchengine-friendly si website tersebut. Skalanya 1-100; makin dekat 100 maka makin ramah ke google.com. Begitulah menurut si pengembang DA/PA, yaitu Moz.com.
Kira-kira kenapa Moz ini mengembangkan mesin digital tersebut? Tentu karena mereka menjual jasa yang terkait dengan parameter itu sendiri. Hehehe. Yaitu, jasa konsultasi supaya lebih terlihat (visible) di mata mesin pencari sehingga traffic dan ranking si website tersebut bisa naik.
Oke, selain Moz dengan DA/PA, ada siapa lagi? Ada Domain Rank dari ahrefs, CitationFlow dan TrustFlow. Demikian kata Moz selaku market leader di industri website analytic ini.
Untuk web secara umum, saya lihat banyak juga yang mengacu ke bounce rate. Yang mengukur bounce rate adalah Google Analytic. Kalau begitu, kita pakai definisi GA donk…
A website’s bounce rate is calculated by dividing the number of single-page sessions by the number of total sessions on the site.
https://www.hotjar.com/google-analytics/glossary/bounces/
Berarti, bounce rate adalah skor perbandingan antara jumlah pengunjung (visitor) yang langsung ‘cabut’ (alias satu page saja dalam satu session) dibandingkan dengan jumlah visitor yang melakukan kunjungan ke beberapa page dalam satu session.
Berapa bounce rate yang baik? Dari riset saya, tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua. Bergantung jenis web Anda. Ini satu yang bisa dijadikan acuan (dari gorocketfuel.com):
Anything under 20 seconds is a major red flag, as that’s barely enough time for a visitor to look at the page, much less read its content. 40-50 seconds is a great start, as it means you have their attention. In general, anything over 2 minutes is the accepted standard for websites.
https://rankmonsters.org/website-analytics-benchmarks/
Satu session itu satu kali kedatangan ke suatu website. Pengguna yang sama, datang dua kali ke suatu website, akan dihitung dua kali session. Jadi, page per session adalah angka rata-rata dari jumlah page yang dikunjungi di setiap session-nya.
The unofficial industry standard is 2 pages per session.
https://www.spinutech.com/digital-marketing/analytics/analysis/7-website-analytics-that-matter-most/
Lebih banyak halaman per sesi menunjukkan bahwa pengguna Anda sangat terlibat dan ingin menjelajahi lebih banyak situs Anda.
Di sinilah pentingnya memberikan beberapa internal link dalam 2 bentuk: SEO internal link dan plugin Inline Related Posts.
Jadi, apa kesimpulannya? Apa blog analytics yang paling pas dipakai? Tergantung tujuan blognya.
[…] BACA JUGA: Blog Analytics […]
[…] Contohnya di Analytics 2019 ini. Sebagai blogger yang gak niat-niat amat, saya fokus di metrik Page/Session dan Session Duration […]
[…] statistiknya. Ini blog analytics. Kenali siapa yang datang, dia datang karena kata kunci (keyword) yang mana, artikel (post) apa […]
halo kang,
berasa belajar SEO bersama kang ikhwan nih, hehehe
mau tanya dong, cara ningkatin page seseion di blog kita biar lama dan pada betah gitu apa aja ya? apakah template, konten, bahasa, foto
1. Ilmu SEO mah utk lebih banyak nongol di halaman pertama pencarian.. Berhubung sy pake WP, jadi sangat mengandalkan plugin Yoast, deh..
2. Supaya pengunjung betah, kuatin di ide ma eksekusi tulisan kali ya. Kan jadi lebih personal tuh ceritanya. Gambar ma white space juga ngaruh, siy. Dari sisi teknikal, perbanyak link ke internal aja. Bisa link ke categories, atau artikel lain yg masih terkait. Karna sy pake WP, jadi sy perbanyak juga dengan plugin Inline Related Posts.